Selasa, 19 Juli 2011

Semenjak

Originally created by Fu

semenjak kata membingkai sajak dalam rindu yang memekat hati bersenandung kejujuran yang memikat, hingga beresonansi pada kesyukuran Illahi yang memahat segala tanpa alasan tersangkal. semenjak pandang bersitatap dalam tunduk yang mengulum senyum berharmoni air muka yang meranum merah, hingga bermelodi pada lantunan Illahi yang membenih segala tanpa buruk prasangka. semenjak mimpi mengudara, menggasing dalam setiap laju cahaya.

semenjak itu pula ketetapan atas kita. bersua untuk saling berbagi, merangkai diorama dalam sketsa yang tak kunjung pernah usai, melantun puji dalam harap yang menumpah air mata, hingga berpisah untuk saling memaknai. semenjak Tuhan menghimpun dalam cinta-Nya, meminta hati untuk menjanji. semenjak kita memalu pasi, lantas tak bertanya lagi.

Bandung, 19 Juli 2011

*puisi ini untuknya, yang selalu mencari kebaikan sempurna...

Khatam Qur'an

Dia bilang, hari ini baru selesai khatam Qur'an. dan aku yakin dia memang bisa melakukannya. sebisa dia yang harus teguh pada prinsipnya. aku hanya ingin berucap :

"Selamat ya, semoga apa yang dibaca berbuah pahala, dan menambah kecintaanmu pada Al-Qur'an. semoga Allah istiqomahkan di jalan-Nya"

sudah itu saja. :)

Rindu

Rindu sekali....

Tapi katanya aku harus membiasakan diri untuk :
tidak lagi mendapat pesan motivasi darinya
tidak lagi mendengar suara lucunya
tidak lagi bercanda dengannya
tidak lagi cerewet berceloteh banyak hal dengannya
tidak lagi dibangunkan shalat malam olehnya
tidak lagi diingatkan untuk selalu tersenyum olehnya
tidak lagi berdebat berbagai masalah dengannya
tidak lagi membincangkan rembulan dan bintang yang terindunya
tidak lagi mengharap apa-apa padanya

tidak lagi semuanya, karena aku tahu diri

bahwa aku bukan siapa-siapa
bahwa aku tak berhak apa-apa
bahwa aku tak terpilih hatinya
bahwa aku begitu sangat biasa

bahwa sekarang aku harus lebih mendekatkan diri pada Allah, hingga Allah menjawab segala kesamaran ini, hingga Allah membuat aku lupa akan yang tengah bersemayam di hati ini...

Allah ampuni hamba karena telah merindunya, semoga ia baik-baik saja, dan engkau membuatku segera melupakannya, hingga pangeranku yang sebenarnya yang berhak akan segala di hati ini. Mesi namanya masih kupatri di sini, di hatiku dan mimpiku...

Senin, 18 Juli 2011

Tentang menikah!

Sekarang saya mengerti (padahal dari dulu sebenarnya sudah mengerti) kenapa Allah dan Rasul begitu menganjurkan sebuah pernikahan, jua para murabbi dan kawan sepemikiran yang menganjurkan menikah muda. Karena ada ketentraman di dalamnya, karena bagaimanapun tak bisa dipungkiri bahwa kita hidup di dunia ini tak bisa sendiri. Menikah juga adalah wujud rasa syukur kita terhadap Allah yang menciptakan setiap makhluk-Nya berpasangan. Setelah menikah, semua halal, semua berpahala. Semua kata-kata mesra dan pujian adalah pahala, bukan dosa seperti yang mengucapkannya sebelum menikah. Rabb, ampuni hamba, karena mungkin hamba begitu egois pada rasionalitas sendiri, dan terlalu cepat mengambil keputusan. Rabb, rasanya sakit sekali, mohon akhiri semua ini... T_T

Sekarang saya akan meyakini, bahwa Allah pasti akan memberi rasa yang ajaib untuk ia yang Allah takdirkan untuk saya. Bahkan yang lebih dari apa yang sebelumnya telah saya rasakan. Meski saya sendiri tidak tahu entah itu kapan. T_T

*di saat orang-orang telah jauh melangkah, dan saya hanya berkutat dengan keegoisan pemikiran saya! Astagfirullah... T_T

Perpisahan

Kenapa harus ada perpisahan? Karena selalu ada pertemuan!

Kenapa harus ada pertemuan? Karena selalu ada pembelajaran!

Kenapa harus ada pembelajaran? Karena ada kehidupan!


Jangan tanya kenapa ada kehidupan? Karena itu tandanya kau sudah musyrik terhadap adanya Allah. Yang telah menciptamu, menyayangimu, mencintaimu...

Allah, kalau setelah perpisahan, ada pertemuan lagi kan?

Semoga gelas baru itu yang terakhir, bukan lagi yang membuat hatiku remuk berkeping-keping...

Rahasia

Originally created by Fu

ada yang melekat di memoriku, yang tak jua hendak lepas dalam benak yang mulai menipis. tentang kita yang akhir-akhir ini meramu malam bersama. tentangmu yang selalu mengejaku pada setiap bintang yang kau hitung mesra, bukan satu dua tiga juga atau nyala dan redupnya, melainkan setiap sabarnya yang berpendar, setiap ikhlasnya yang menyebentar, serta senyumnya yang menyinar. tentangmu yang selalu merangkaiku pada setiap rembulan yang membulat indahnya, tak hanya ia yang merela terbelah pada suatu zaman yang hanya dapat kita runut dalam sejarah, tak hanya ia yang mengindah pada setiap aksara yang menjelma puisi dalam malam yang menggema, tak hanya ia melainkan kita.

ada yang menggetar di relungku, yang tak jua melamban detakannya pada puncak dan lembah yang perlahan terhapus. tergerus keyakinan pada harap yang tak pernah putus. tentang kita yang baru saja mencoba menghimpun segala di masa lalu yang sepertinya pernah kita sapa. tentangku yang selalu saja merecoki telingamu dengan igauan tak berkesudahan, “dari apa takdir itu dibuat?”. sedangkan aku tak pernah paham akanmu yang menganggap jalan takdir seperti mesin penghitung, yang telah terinci hasil dan angka, hanya menunggu tangan-tangan tak terlihat menekannya, tak hanya kita melainkan Ia.

ada yang menggasing di hatiku, yang tak jua beranjak memutar porosnya yang mulai hilang kendalinya. tentang kita yang merapal wujud syukur dalam rahasia. rahasia yang tengah Tuhan simpan. sementara kita kembali memaknai semua rahasia dalam kesamaran, yang satu per satu berkesudahan mewujud jawaban.

perlukah kuberitahu salah satu rahasia itu?
ia itu kehadiran senyummu.

Bandung, Juli 2011
_Fu_

Kamis, 14 Juli 2011

Hati Wanita

Assalamu'alaykum wr wb...

Hanya sedang ingin meracau, tak apa-apalah kalau pun kacau. karena ini memang meracau... :p

Bila mungkin sebagian besar wanita memiliki hati yang begitu mudah diketuk, disentuh dan diluluh. ternyata itu tidak terjadi pada aku. Aku sangat susah sekali untuk menyukai sesorang, namun bila sekalinya suka sangat sulit sekali untuk lupa. Namun, aku selalu percaya bahwa hati ini digenggam oleh Allah, oleh karena itu sangatlah mudah bagi Allah untuk membolak-balik sekehendak-Nya.

Tapi ternyata bagaimanapun hati wanita (seperti aku : red) bisa ditaklukan seiring berjalannya waktu. Hmm... lebih tepatnya seperti mainan layangan, alias tarik ulur. Hati wanita itu tidak terlalu suka pada keagresifan yang ingin memasukinya, tapi ia juga tidak mau pada keacuhan yang berlebihan. Jadilah seperti layangan, tarik ulur, namun jangan terus menerus seperti itu juga. Karena suatu saat ia akan bosan dan memilih angin pergi membawanya, putus dari benangnya.

Hmm...aku juga tak mengerti seperti apa hati pria itu dibuat. terkadang mereka seenaknya menaruh rasa pada kita tanpa mempertanggungjawabkannya. Sementara di lain sisi, ada hati yang lain yang dengan tulus menanti uluran tanganku, merapalku, setia menanti, dengan segala keacuhanku. Tapi, kata Allah yang namanya kesabaran itu selalu berbuah manis. Ah, entahlah... aku tidak pernah mengerti masalah seperti ini.

Bilapun suatu saat ada yang mampu menggamit hatiku, lalu tak ada lagi halangan, rintangan, alasan, ketakutan, kekhawatiran, atau apapun, maka aku rasa hanya ia lah yang berani yang berhak untukku. Ia yang tidak membuatku berada dalam kebimbangan yang teramat menyesakkan.

Yang pasti aku  selalu percaya bahwa Allah itu sangat baik hati. Takdir Allah itu memang samar, tapi bukan berarti ia dipasrahkan tanpa diusahkan. Begitu juga hati wanita, hanya bisa dipertahankan dengan kesungguhan dan kepercayaan serta tindakan yang konsisten, bila berkurang sedikit saja, boleh jadi ia bisa berubah sedikit dei sedikit. Allah, aku serahkan ini perlahan...

*dengan leleahan air mata, rasa ini menyesakkanku, sungguh!!!

Rabu, 13 Juli 2011

Antara Sekolah dan Menikah

Assalamu'alaykum wr wb

Heloow dellow mellow Aa, Alohaa... apa kabar? Hmm... udah berapa hari nih gak nulis di sini. Hehe... :D. Eh, sekalinya nulis, judulnya beuuuurraaat gituuh. Ya Allaaaahh... fu... fu... yaps... fu memang sedang diserang kebimbangan yang tiadaaaaaaaa terkira. (lebay mode : on). Bulan seakrang ini adalah bulan-bulannya ikutan tes buat masuk kuliah lagi. Dan memang seperti rencana fu di tahun ini, fu sangat ingin untuk meneruskan sekolah lagi. Seperti rencana awal, tadinya fu sangat teramat ingin bisa sekolah lagi dengan biaya sendiri. Hari gini kalau nyari beasiswa buat jurusan kebidanan mah susah, secaraaaa justru lagi in-in-nya tuh mengenai perkembangan pendidikannya. 

Tadinya fu sempat ragu dan minder, soalnya ternyata hingga detik ini, tabungan fu rasanya gak cukup untuk bayar sekolah lagi. Terlebih project2 buku fuu banyak yang tertunda. (T_T nangis bombay, mudah2an dimudahkan dan selekasnya ya Raaabbbb... amin...) Tadinya rencananya memang akan dari uang itu untuk tambahannya. Hmm... weellll akhirnya fu mencritakan permasalahan ini sama mama papa, soal fu yang ingin berkembang, soal idealis fu yang gak mau masuk pns, soal mimpi mimpi fuu dan lain-lain. Seperti kata Bung Ippho Santosa, kalau kita punya hajat atau mimpi, harus detil dan spesifik ngasih tahu ke ortu.Supaya turut didoakan, karena DOA ORTU itu mustajab. Ortu adalah perpanjangan tangan TUHAN.

Setelah ngobrol panjang lebar. Fu ndak nyangkaaaaaa ternyata mama papa malah nyuruh fuu untuk MAJU!!! Kamu, punya mimpi? Maju!!! Urusan rezeki itu di tangan Allah, masalah biaya, mama papa berani nanggung!!! asal kamu yang bener ajah sekolahnya. Ya Allaahh... itu rasanya terharuuuuuuu sekali.... :D

Nah, setelah kebimbangan ituuu, ada kebimbangan lain, yaitu soal milih nerusin D4 atau S1. Kalau D4 di UNPAD. Kalau S1 di UNAIR alias Surabaya. 

Tadinya fuu positif untuk ngambil D4 Unpad, dengan alasan :
1. Biaya lebih ringan, secara kuliah nya cuma 1 tahun alias 2 semester
2. Jarak lebih dekat. Di bandung bo, kota yang aku cintaiiii sekali saat ini
3. Lebih sebentar, 1 tahun kuliah, dan rencananya nanti aku ingin ngejar scholarship ke luar buat nerusin S2 apkah itu master midwifery, atau master public health. :D

Namuuuun, setelah fu ngobrol-ngobrol dengan para dosen kemarin, fu dinasehatin buat ikut S1 saja. Sayang katanya. Soalnya prospek ke depannya lebih bagus, lebih menjamin bila perkembangan pendidikan bidan yang gak cuma sekadar D3 atau dipandang rendah teruuus. Para lulusan S1 ituu katanya nantinya yang diambil sbeagai para pembuat kebijakan, ngedosenin pun bisa, mau langsung lanjut S2 juga bisaaaaa. Apalgi kata para dosen, fu punya kemampuan dan kesempatan. Masih singel pula. Ho ho ho. Naaah.. justru ituu, perrtimbangan untuk gak S1 adalah karena :

1. Biaya relatif lebih mahal, soalnya sekolahnya lama, (tapi kata mama, rezeki itu di tangan Allah!!!)
2. Masa sekolahnya lamaaaaaa, 5 semester boooo, alias 2 tahun setengaaah (Lalu kenapa?)
3. Jraknya jauuuuuuuhh, dan udaranyaaaa panaass bangeeeet (Ini alasan yg gak masuk akal katanya, haha..)

 Weell, setelah dipikir2 dan dikomentarin, alasan aku gak mau S1 itu LEMAH SEKALI. Alasan yang pertama klise sekali, apalagi ditambah dengan pemikiran akuu yang mau sambil nyambi bisnis pas kuliah nanti, Sooo... Rezeki itu diikhtiarkan dan minta sama Allah. Alasan yang ketiga, hellow dellow mellow, ituu rasanya gak masuk akal banget, secaraaa yaah, kalau reziko begituan harus diambil demi mimpi dan kesuksesan. Klise banget klu fu takut kangen rumah n gak betah, juga takut item gara2 kepanasan di sanaa, (T_T tapi katanya emang gak banget hawa nyaaa..). Alasan yang kedua, nah itu yang penting. Karena Apaaaaa??? Karena Terlalu lamaaaaaaaaaa, helooooww fu umur berapa tuh baru LULUS nya, umur 24 mau 25. T_T lalu kenapaaa??? NIKAH-nya kapaaaaaaaaaaann??? Dan semua yang fu bilangin gitu malah ingin ngejitak dan marahin fuuu.... haha, soalnya :

1. PLis deh fuuu, masalah jodoh itu gak bisa di "pengen2in" dan gak bisa "dinggak2in", kalau mamah bilangnya, teu tiasa dihoyong2an, teu tiasa dialim2an, baik itu dari segi waktu dan orangnya. Kalau kamu sekrang ngerasa jodoh sama si Fulan, tapi bukan jodohnya yaaaa ditunggu2 juga gak bakal jadi. Sebaliknya kalau memang ternyata jodoh, mau kamu kemanaa duluu, mau pisah berapa lama, bakal Allah pertemukan dalam kondisi yang memang tepat untuk bertemu. Lagian, klu kmu llus umur 24, itu mesi mudaaa kali fuuu, mama juga nikah umur 26. Hiiikssssss tapi aku keukeuh mesi ingin nikah muda, mah.... T_T Iyaaaaah tapi kan gak menutup kemungkinan kamuu nikah pas lagi kuliah? mama gak akan ngelarang, toh yang penting dapet suaminya yg mau mengertii dan mau mendukung segala mimpi kamuu. HIkzzz... bener jugaaa...

2. Hampir sama kek penjabaran ke dua, dosen fuu juga bilang kalau gak menutup kemungkinan kan dapet jodoh di sana? Hwaaaaaaaa orang surabaya? hmmm.... orang jawa dong? agak kasar pula, heu..... Tapiii kan gak semua orang nya seperti ituuu. Siapa tahu dapetnya yg ganteng, sholeh, tuturnya baik, dan seperti kriteriamu yg laen2 itu. Hmmm... yang penting lurusin niat, antara sekolah dan nikah. Kalau bisa dijalanin dua2nya kenapa nggak? hahhaha... Maksuttnyaa suami aku ta' bawa ke surabaya gituuu? haduuuuuuuh tapi siapaaa coba hari giniiii, hheu....

Weell... bener juga sbenernya pendapat para orang2 yg tentunya lebih berpengalaman dan lebih daewasa dalam pemikirannya dibanding akuu. Lagian niat aku untuk nikah muda juga belum dapet sinyal dari Allah. Hheu.. maksutnyaaaa??? yaa kta orang klu udah punya target nikah, seenggaknya udah punya calonnya, lha gueeeee???? siapaaa??? haha... Kalau fans sih banyaaak, (PLAK!!!!) kalau calon suami? Belum ada yang beraniii, gkgkgkkgkg... Terlebih hati si GUE ini belum bisa dipaksa2, hadeeeuuuuuh PATAH HATI mulu sih kamu fuuuu... Haha... Gak apa-apa, kata semua org terdekat fuu, fu bakal jauh lebih STRONG dibanding orang-orang yang gak pernah ngerasaain gimana sakitnya, huhu... Allah sayang sama fuu, makanya sampai saat ini masih menjaga hati untuk satu orang sajaaaa... :)

Soo kesimpulanyaaaa??? yaaa sekarang mah ttep aja jalanin dulu yg dihadapan, yaituuu fu ikutan tes UNPAD, kalau memang tidak berhasiiil, ikut tes UNAIR yang pendaftarannya nanti pas akhir juliiii... :) Hmm... udah positiP, mauuu sekolah lagiiiiiiii... :D Urusan JODOH???? kalau kamu memang jodoh fuu, YAKIN bakal ALLAH pertemukan, dengan cara ajaibnya!!! Urusan waktu dan tempat yg berlainan dan berjauhan??? BUKAN MENJADI MASALAH bagi ALLAH yang punya SEMESTA luas beginiiii...

Bismillaaaaaaaah.... Semoga Allah beri yang terbaik!!! SemangkA, Allah fu sayang Allah... :)

Aa, mohon doanya untuk diberi yang terbaik yaaaaaa... kapanpun ituu, fu tahu akan bertemu denganmu di saat yang tepat... :)

Minggu, 10 Juli 2011

Tentang Hitam

Puisi untukmu (lagi!)

Originally created by Fu

untukmu yang istimewa, yang selalu saja menunjukkan rindumu pada puisi yang kurangkai. biar aku tuturkan tentang semburat yang tak mengindah warna, yang kau analogikan sebagai wujud rupamu.

adakah kau tahu tentang gelapnya langit di malam hari, ia yang legam dan telah menyembunyikan mentari. agar kau tahu tentang cerianya di kala luka, atas cemooh alam yang jarang merindukannya. ia rela akan gemintang yang merajut indahnya, pun pada rembulan yang memendar cumbunya. malam yang hitam. menganyam rindu dalam diam, mengenang kasih dalam bayang, merenda cinta dalam rahasia. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai ketaatan.

adakah kau tahu tentang pendaran warna tersebut pelangi, ia yang banyak terangkai dalam bait puisi. agar kau tahu bahwa indahnya tak kan ada tanpa hitam yang membias, menerima uluran putih yang rela menggegas. ia tak kecewa kala perannya tak pernah disebut-sebut pada celotehan ringan, ilmu alam, jua metamorfosa warna. pendaran hitam. menitipkan rindu akan pesonanya yang sendu, mengirimkan kasih akan dzikirnya yang lirih, menghantarkan cinta akan nikmatnya cahaya. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai kebersahajaan.

adakah kau tahu tentang borgol keburukan detik-detik pilu, ia yang menggamit duka dan kenang yang tersebut masa lalu. agar kau tahu pada keberanian hitam yang bertanggungjawab, merangkum ikhlas pada sebentuk takdir yang menjerembab. ia yang memahamkan akan adanya kebaikan, kekuatan, dan keniscayaan yang tersembunyi, tak melulu persoalan buruk, lemah, dan penyesalan tanpa henti. detik hitam. mengeja rindu atas sesal tak terulang, mengungkap kasih atas sia-sia yang membayang, menutur cinta atas harap yang menyilang. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai kesadaran.

tak juakah kau pahami tentang hitam yang mewarna kebaikan Tuhan? tentangnya yang pun menyimpan keterpesonaan. tentangnya yang pun salah satu anugerah Tuhan. tentangnya yang pun tercipta untuk menebar kebermanfaatan.

kemudian tak juakah kau mengerti akan keterpesonaanku padamu?
karena hitammu memenjarakanku pada cinta Tuhan yang tak berkesudahan.

Bandung, 10 Juli 2011

*Teruntuuuukk... ^_^

Sakit lagi

Assalamu'alaykum wr wb

Hai... Aa... pagiii... :D Apa kabar? Hwaa... kemaren fu sakit. Padahal yah kemaren ituu fu dari pagi biasa aja. Nah, hampir seharian fu nulis. Di selang waktu kalau ada pasien tentunya. Iyah, fu lagi di klinik, bagian jaga, A :D. Waktu pas agak menjelang sore, udah mulai kerasa badan anget-anget gimnaaaa gituu, terus kakinya sakiit banget, kek cenat-cenut gituuh si kaki teh, kek lagi di sedooot seluruh tenaganya, #halah lebay, analogi yg aneh PLAK!!! Nah, tadinya sudah disugestikan untuk gak mauuu minum obat. Tapi ternyata eh ternyata, demamnya makin naik, dari 38 derajat jadi 38,5 derajat. Udah gitu fu mintain salah satu mahasswa yg lagi prktek di klinik buat ngitungin nadi, dan hasilnyaaaa 105 kali/per menit. Hwadduuuuhh ini gaswat, mana semua badan juga jadi sakit, berawal dari kaki doang jadi menjalar ke seluruh tubuh. >.<

Lalu fuu berpikir ada apa ini yaaah? kenapa? kok bisaaa??? dan hasil perenungan selama fu terkapar di sofa dan tempat tidur klinik, mencoba merunut kegiatan d klinik seminggu ini seperti apa, daaaannn I gottaaa the answer, yang paling utama adalah fu baru sadar kalau seminggu ini gak makan BUAH sama sekali, juga makan sayurnya kurang, tidur malem terus, jam 12 tidur jam 3-4 bangun lagi, dan hampir seharian depan leppi soalnya harus NULIS, *dikejar deadline dot com, ALASAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNN!!! GEdebuuukk!!! Awww sakkkiiit.. :p.

Ditambah lagii, seharian kemareeen, fu baru inget kalo fu gaaak banyak minum aer putih. Malah luppa minum, haha... itu kebiasaan jelek fuuu!!! Lupaa minum aer putih, lupa segala (untung gak pernah lupa sholat klu adzan :p) kalau udah punya keasyikan depan leppi... :p Waaahhh... pokoknya fu tuh emang amit-amit deh pelupanya, harus diingetin muluuu, aplagi klu buat diri sendiri, hiihiihi... Dan tahukah, Aa.. gara-gara demam kemaren, muka fuu katanya meranuuun sekalii, pipinya kek jeng keliin, memerah, bukan tersipuu tapi gara-gara demamnyaa, hheu... Udah gituu puceeet.. Yang biasanya fu ketawa tiwi, cerewet ke sana sini, hanya bisa lemas terkapar tak berdaya, hheu.. 

Astagifirullah... gini nih, fu kurang bersyukur akan kesehatan yang udah Allah kasih, gak bisa menjaganya, nahh Allah ngasih deh peringatan lewat sakit yg meskipun bentar inii tapii lumayan membuat fuu sangat tak berdayaa, heuheuu... ini nih  muka fuu yg gak jelas waktu terkapar kemaren, (teuteuuup narsis meessii bisa fotooo :p)


Ini muka gak banget, lemes, memerah, pucat, tapi messii aja bisa poto narsis!! wkwkkwkwwkk

Setelah wudhu dan sholat maghrib, lalu tilawah, keadaan belum membaik juga. hnaya turun sedikit temperaturnya, jadi 38 derajat, yang lebih gak mengenakan adalah sakit kaki dan badannya ituu, lemeeeeeessss banggggeeeeettt... akhirnya fuu inget, karena kurangmakan buah n sayur, beratii fu kekurangan vitamiin,,, TRING!!!! Hwaaa I see, akhirnya fu minum vitamin B Kompleekss. Secara itu adalah vitamin yang esensial bangeeett buat tubuh, makanya ke saraf dehhh, pegel pegel, sararakiiit... ya Allaaahh... pokoknya lemaas sekali. sampe diem ajah, dan bukan Fu bangeet. orang klinik ajah menyayangkan sekaliii... :D

Aa, doakan fuuu yaaah.. mudah-mudahan sehat selaluuu, bisa menjaga kesehatan ini dengan baiiiikk.. :D
kangen Aa sekaliii... ^^, Supaya bisa tersenyum ceria, dan narsis lagi sperti iniiii... :p

Jumat, 08 Juli 2011

Tak Seperti

Originally created by fu

tak seperti dalam buku, yang selalu membutuhkan pengantar di setiap pengawalannya. tak seperti pada kacamata, yang selalu membutuhkan lensa dan bingkai secara bersama. tak seperti dalam media digital, yang  selalu membutuhkan nol dan satu untuk hidup dan matinya.

maka seperti itu pula hatiku memandang kejujuranmu, tanpa perlu banyak alasan akan dirimu yang lalu. biarlah Tuhan himpun segalanya tanpa sisa, agar tak meradang hati kita yang luka.

dan seperti itu pula rinduku memeluk kerinduanmu, tanpa perlu banyak perbandingan seberapa kau dan aku. biarlah Tuhan tautkan keduanya, seperti galaksi yang ternaung semesta.

kemudian lalu?
cukup Tuhan kita yang tahu

Bandung, 8 Juli 2011

Kamis, 07 Juli 2011

Mirip Mama

 Sudah beberapa orang bilang kalau Fu mirip mama, bahkan seperti potocopiannya. Padahal mah ihhh cantikan mama kemana-mana. Lagipula bibir mama lebih seksi dan senyumnya lebih manis daripada Fuuu.. Aselinya.. fu sangat suka lihat mama tersenyuuummm... Hoho... like mother lie her daughterr... :D *mencurigakaaannn... PLAK!!!
Cantiknya ibuku hey..cantiknya ibuku hey... tak jemu jemu aku memandangmuuuuuu *dangdut mode ooon... :p









this mee... Nenk Fuu cantiek with lovely parents... gantengnya ayahku hey... cantiknya ibuku hey... aku sayang aku sayang padamuuu.. *glek..paleeess.. :p

Fuu sayang Mama Papa
Jatuh Cinta berkali kali
^_^

Caraku Tersenyum

Sudah beberapa orang yang kenal sama Fu, bilang kalau hal yang paling disuka dari Fu adalah saat Fu tersenyum. Why? Katanya sih, Fu tuh punya senyum yang maniiiiis sekali. PLAK! Here they are, foto-foto narsis fu terbaru. Yang SENYUUMM teruuss...


Yang eni so' so' kalem n gak ngeliat kamera gitu, tapinya padahal diri sendiri yang moto, hoho... MERAH MAROON adalah warna kedua favorit Fuuu.. :)



Katanya Fu paling lucu menggemaskan kalau berpoto dengan fose mata so nyipit sebalah gitu deh, :p (PLAK!!!


 


 Ini foto so imuuut, lagi gak ada kerjaan di klinik, foto-fotoooo muluuuu, hehe... tetep manis kan yah?
nona manis nona manis ya nona manis pandangan tak 
jemuu pandangan tak jemuuu... PLAK!








Yang ini sok imut kalem dengan jilbab ijo toskaaa, i love it, kalem2 gimanaaa gituuu, mskipun aku lebih suka warna2 turunan merah daripada biruuu, hoho... :D


 DAN SAYA TIDAK MAU KEHILANGAN SENYUM SAYA!!! KARENA ITU YANG MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA.


Senyum

"katanya, senyum adalah jawaban cinta paling sederhana"

dan aku selalu berharap. pangeranku adalah ia yang mampu membuatku tersenyum setiap hari. pangeranku adalah ia yang tak pernah lelah menyuruhku untuk tersenyum setiap hari. karena ingatanku payah. aku selalu lupa untuk senyum. bahkan terkadang tak tahu sewujud apa senyum itu. hatiku terlalu sering merasa sakit hati. hingga aku selalu merasa samar apakah makna bahagia sebenarnya. aku bahkan tak bisa membedakannya dengan rasa sedih yang kurasa. katanya aku terlalu baik. tapi yang aku tahu orang baik tentunya tak akan merasa sakit. orang baik pastilah orang yang rela. orang yang sabar. orang yang ikhlas. sedangkan aku sendiri sampai sekarang tak pernah mengerti bagaimana bentuk dari sabar dan ikhlas itu sendiri. aku hanya ingin suatu waktu itu. dimana senyumku bukan karena untuk orang lain. tapi untuk diri sendiri. Allah, aku lupa seperti apa senyum itu, ingatkanlah aku!

Minggu, 03 Juli 2011

Doa di Milad

Originally posted by Fu

Pertama

bangun tidur dicium pipi kanan kiri serta kening sama mama dan papa :"semoga selalu mendapat yang terbaik dan sukses selalu"

*singkat tapi padet, dan bikin meleleh T_T Amin ya Rabb

Kedua
doa dari teman-teman facebook, yang rata-rata dapat disimpulkan mendoakan :
"kesuksesan, keberkahan, yang terbaik, harapan tercapai dan kemudahan dari Allah"

*terima kasiiiih sekali, khususnya untuk yang belum pernah bertemu saya sama sekali. saya terharu. T_T

Ketiga
waktu ngasih kue ke tante dan saudara saya :"mohon doa diberikan yang terbaik, niat yang terdekat terpenuhi, dan *tiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt (sensor)"

Keempat
sms dari orang-orang klinik, yang rata-rata dapat disimpulkan :"semoga segera mendapat gelas baru, agar cepat menikah."

*saya tersenyum, diaminkan saja deh yaa... :)

Terakhir
dari yang pertama memberikan saya ucapan selamat di hari kemarin,
Doa dalam bentuk puisi yang saya dapat di milad saya kemarin :

hatiku meniupkan selamat untuk sebuah hati di sana,
yang pemiliknya menyemangatiku di susahku,
yang memberi kelembutan di kebencianku,
yang memberi kehangatan dalam kakuku,

kepada Yang Maha Pengasih,
jagalah dalam naunganMu
sang pemilik hati ini.
semakin bertambah usianya
semakin dekat denganMu
semakin sayang dan menyayangi diriMu
semakin diwariskan asmaMu

"alhamdulillah telah menginjak usia 22, insya Allah menjadi wanita yang lebih disayang oleh Allah Ya Rahman. kadonya berupa doa tak menyudah yang selalu mengharapkan yang terbaik yang senantiasa engkau dapatkan. semoga senantiasa semakin dekat dengan-Nya."

ucapan termanis dan melelehkan hati saya : "Aku sayang kamu karena Allah"

Selesai

Sebenarnya, harapan saya selain doa tentunya, saya ingiiin sekali pada hari kemarin ada yang membuatkan saya puisi, alhamdullillah terpenuhi, terima kasih ya Allah. dan yang paling utama mudah-mudahan mimpi-mimpi saya yang tertempel di dinding kamar dapat terealisasi. Amin. saya menyuruh adik dan orang tua saya membacanya juga setiap hari, dan mengamini. terutama bila saya tidak ada di rumah. Bismillah...


Majalengka, 3 Juli 2011

*terima kasih untuk semua yang telah mendoakan saya... ^_^ Alhamdulillah...

Jumat, 01 Juli 2011

Aku Ingin

Originally created by Fu

aku ingin yang mempesona, tapi aku buruk rupa
aku ingin bangsawan, tapi aku gelandangan
aku ingin yang pintar, tapi aku bukanlah pakar
aku ingin yang baik, tapi aku sendiri munafik
aku ingin pujangga, tapi aku miskin kata

aku ingin begini, bunda kata pahamilah cinta
aku ingin begitu, ayah kata aku harus berkaca

sementara Tuhan kata, cerminku sudahlah ada

Majalengka, 28 Juni 2011

*Puisi ini saya buat karena saya merasa tidak punya apa-apa dan bukan sesiapa....

Puisi Untukmu

Originally created by Fu

Pada deretan huruf yang melesat, aku kulum senyum itu. Seperti rindu yang dilipat untuk masa yang setengah berlari, menyengal napas satu-satu dalam hati. Entah kapan harus aku semai dalam riuh rendah suaramu yang mengingatkanku sesuatu. Tentang kita yang sama, tentang kita yang serupa, tentang kita yang terbuka. Semua merangkum tentang kau yang memahamkanku bahwa Tuhan dan rasa adalah keniscayaan, tak seperti kau dan aku yang tak jua memahami kesyukuran.

Pada bayangan kata yang menyergap, aku selami debar itu. Seperti rindu yang dibekam pada relung gelap tak beralamat, menyesak bulir-bulir yang tersayat. Entah kapan harus aku petik dalam wujud yang semakin meranggas tumbuh meski tak pernah disirami. Ketika kita menyapa pagi, ketika kita membelai senja, ketika kita menghimpun malam. Semua membisikkan tentang kau yang merapalkan sajak bukan pada semolek kalimat, melainkan kejujuran hati meski tak segemulai pena menari.

Pada asma Tuhan yang tak menyengaja, aku pahami rasa itu. Seperti rindu yang tertahan pada kesamaran yang tak jua menyudah, hingga mengandai waktu yang tak mungkin mengalah. Entah kapan ia menghilang dari perdebatan kita yang semakin dalam menyelam. Bila hati bicara, bila akal meraba, bila asa mengada. Semua meyakinkan tentang kau yang memandang diri bukan masalah kurang dan lebih, namun mengenai cara Tuhan menilai segala dalam lirih.

Adakah engkau tahu pada apa aku mengenangmu selanjutnya?
pada doa yang terpatri, juga puisi ini.

Majalengka, 27 Juni 2011

Puisi ini saya buat untuk seseorang yang Allah hadirkan untuk saya sebagai pengantar senyuman. :) Terima kasih yaaa... ^_^

Tas Gendong, Dong!

Originally created by Fu

Kisah pertama :

"Teteh, gimana sih, Bu Bidan kok tas-nya masih tas gendong. Mulai beli atuh tas perempuan, supaya terlihat lebih dewasa!"
"Lha, ini kan ladies series juga, Mah."

Percakapan itu terjadi kurang lebih beberapa bulan yang lalu, saat saya baru lulus kuliah. Mama saya sering mengingatkan saya untuk membeli tas "ala cewek", yang bertali satu, yang dikaitkan pada sebelah bahu, yang terlihat feminim (menurut sebagian orang), dengan beragam model dan warna. Tapi, dari dulu saya lebih suka tas gendong, bahkan saya sudah punya merk favorit setiap kali saya akan beli, seperti E***RT, E***R, O****N, P*****TI dan B******CK. Hal itu karena saya suka modelnya, warnanya, harganya, juga keawetannya. Namun, perkataan mama saya sempat mengusik pikiran saya juga. Meskipun sempat ragu, akhirnya saya menuruti juga perkataan mama saya itu, dengan mencoba membeli satu tas "ala cewek" berwarna putih. Karena baru percobaan untuk tingkat kenyamanan saya memakai tas itu, maka saya membeli yang harga standar (mungkin kwalitas kw 5, haha...). Sekali dua kali pakai, masih bisa dinyaman-nyamankan. Tapi selanjutnya saya sudah tak merasa nyaman sekali, apalagi bila bawaan saya penuh bahkan tak muat di tas itu. Selain berat, tidak nyaman, dan cepat rusak pula, dan sekarang sudah tidak saya pakai lagi. (Haha...)

Sejak kecil saya memang sudah terbiasa membeli dan memakai tas gendong untuk pergi kemana-mana. Entah itu sekolah ataupun kegiatan lain. Untuk hal ini, saya termasuk apik dalam menjaga barang, termasuk tas. Papa saya mendidik saya agar selalu memperhatikan kualitas bila membeli barang apapun. Prinsipnya adalah "Bagaimanapun harga tidak akan menipu, selagi masih mampu membeli yang berkualitas baik dan tahan lama, kenapa harus ada alasan membeli yang kualitasnya rendah dan cepat rusak." Termasuk soal tas pun saya lebih senang membeli satu yang kualitasnya baik dan bisa bertahan dipakai bertahun-tahun. Oleh karena itu dari dulu saya lebih senang membeli dan memakai tas gendong, tentunya dengan merk dan kualitas yang baik, sehingga awet sampai bertahun-tahun. Mungkin bila saya harus membeli tas "ala cewek", saya harus membeli agak banyak agar bisa matching dengan penampilan saya, karena biasanya juga tas tersebut cenderung membosankan untuk dipakai.

Jadi daripada seperti itu, rasanya saya lebih baik memakai tas gendong saja. Selain awet, nyaman pula saya memakainya.

Kisah kedua

"Bubid, mau kemana? Ke sekolah?”

Komentar itu sering kali saya terima dari karyawan klinik. Aktivitas rutin saya memang sebatas Majalengka-Bandung, alias rumah-klinik. Oleh karena itu setiap saya mau pulang dari klinik, tas yang saya pakai tentunya tas yang sama dengan saat saya datang ke klinik. Tas gendong yang berisi perlengkapan saya, yang saya kira penting dan harus saya bawa. Yang tentunya menurut saya tidak akan cukup dimasukkan pada tas "ala cewek". Bila pun ukurannya lebih besar, bagi saya tas yang talinya satu itu membuat saya tidak nyaman, dan mengganggu keseimbangan bahu. (kalau orang sunda bilang : bilih dengdek sabeulah :p)

Saat kuliah pun saya memang lebih menyukai tas gendong, meskipun saya harus rela dibilang mirip anak kecil bahkan anak TK. (Bayangkan fu sedang lari2 kecil bertas gendong sambil menyanyi, PLAK!) Ah, saya husnudzon saja bahwa itu salah satu bentuk kepedulian dan perhatian teman saya atas saya yang memang imut sekali. (PLAK!) Tas gendong lebih nyaman bagi saya, apalagi bila jadwal untuk praktek di rumah sakit. Tentunya saya harus membawa banyak barang mulai dari alat pemfis, buku laporan yang seabrek, sandal, handuk, jaket, pakaian ganti (bila perlu) dan lain-lain, yang menurut saya hanya akan muat dan lebih nyaman ditaruh dalam tas gendong.

Sampai sekarang pun saya masih lebih nyaman memakai tas gendong. Untuk orang seperti saya yang senang membawa ini itu rasanya itu tidak aneh. Apalagi kalau saya bepergian, ada benda wajib yang harus selalu saya bawa seperti netbook, mushaf, buku bacaan apapun itu, dan beberapa benda lain, yang tentunya tidak muat bila dimasukkan tas “ala cewek”.

Jadi daripada saya harus ribet membawa barang saya yang tidak muat di tas “ala cewek”, rasanya saya lebih baik memakai tas gendong saja. Selain nyaman, efektif pula.

Kisah ketiga :

"Neng, SMP atau SMA?"
"Sudah lulus, pak."
"Oh, kuliah atau nggak, dimana?"
"Sudah lulus kuliah maksudnya, pak!"
"Oh begitu, udah kerja?"
"Alhamdulillah…"

Kejadian ini baru saya alami tadi siang, tepatnya di halte Trans Metro Bandung. Saya tidak mengerti kenapa seorang bapak-bapak bahkan menganggap saya masih berkisaran SMP atau SMA. Padahal tadi saya rasa sudah tampil “sewanita” mungkin, dengan gamis bermotif bunga warna hitam-abu, kerudung hitam, sepatu putih, dan tas gendong. Ah, ya! Mungkin salah satunya karena itu, karena tas gendong yang saya pakai. Meskipun saya sebenarnya lebih husnudzon bahwa wajah saya memang imut dan awet muda (PLAK!), di luar kemungkinan dari anak SMP dan SMA zaman sekarang yang kebanyakan sudah pada boros, bergaya ala seleb (PLAK!).

Ternyata tas gendong juga dimasukkan salah satu kategori penilaian kedewasaan seseorang. Bahkan itu pula yang sering disebut beberapa teman saya saat kuliah, yang menyarankan saya untuk setidaknya mempunyai tas formal “ala cewek”, supaya terlihat lebih dewasa. Ah, menurut saya, kedewasaan seseorang (terutama wanita, red) tidak bisa dilihat dari apa yang ia pakai, seperti tas misalnya. Dewasa itu sebagian besar merangkum pola pikir, yang tentunya letaknya ada dalam isi kepala. Di sini! (meletakkan jari telunjuk di kepala!)

Tas “ala cewek”? Ah, nanti bila saya berubah pikiran! Kalau sekarang? Tas gendong, dong! :p
Meracau di elf perjalanan Bandung-Majalengka
26 Juni 2011

*saat saya sepertinya harus beli tas gendong baru karena tas gendong ungu kesayangan saya diminta paksa adik saya (katanya supaya matching dengan laptopnya yang warna ungu, hufftt…!)

Surat Untuk Yabi -2-

Originally created by Fu

Sebuah surat terperangkap (lagi!)
...
Assalamu’alaykum wr wb
Yabi, masih ingatkah kau pembicaraan kita tempo hari? Biar aku uraikan satu persatu, untuk sejenak mengembalikan memorimu…

Yabi…

Aku ingin dikenal olehmu dengan sempurna
Tanpa penjajakan yang saat ini sedang marak orang lain lakukan. Cukuplah kau mengenalku melalui keluarga, kerabat, ataupun lingkungan dakwah yang kita lalui bersama. Sejatinya kau tak akan pernah bisa mengenalku, karena pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir tujuan perkenalan, namun awal sesungguhnya dari perkenalan. Seperti tuturmu tempo hari : Aku memang tak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita telah dinyatakan halal untuk saling mengenal.

Aku ingin dilamar olehmu dengan sempurna
Tanpa pertukaran cincin terlebih dahulu seperti yang orang lain bilang tunangan. Cukuplah kau mengenalkan diri dan keluargamu pada keluargaku. Hingga mewujud keharmonisan awal yang sejatinya tercipta karena menghormati kesucian pernikahan. Seperti tuturmu tempo hari : “Aku memang tak sanggup memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun di jalan dakwah yang akan ku jalani denganmu, aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampu kita. Harta yang halal untuk kita pakai bersama.

Aku ingin dinikahi olehmu dengan sempurna
Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, beberapa kolega, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri dalam haru yang tercipta karena telah sah-nya untuk menjalani biduk rumah tangga. Seperti tuturmu tempo hari : Aku memang tak mampu untuk memberikan kebahagiaan berlimpah di hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari pernikahan kita nantinya. Sejatinya pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju ridha-Nya.

Aku ingin dicintai olehmu dengan sempurna
Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan candaan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Tak perlu kau pandai merangkai kata romantis untuk selalu menyenangkanku, cukup kau tahu bagaimana memposisikan kedudukanku. Aku bukan berada di atas kepala hingga selalu haus akan sanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk diinjak dan dihina. Aku adalah tulang rusuk kirimu, dekat dihatimu untuk selalu kaucinta. . Seperti tuturmu tempo hari : Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.

Aku ingin hidup bersamamu dengan sempurna
Tanpa banyak terpengaruh hal-hal yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkah polah kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Hadits pengiring liku hidup kita. . Seperti tuturmu tempo hari : Aku memang tak bisa membuatmu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana dan kondisi perasaanmu. Aku ingin menyediakan pundak dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kegundahanmu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.

Aku ingin memberikan keturunan untukmu dengan sempurna
Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perencanaan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melaluiku, terlahirlah para jundi kecil pelengkap hidup kita. Yang menjadikanmu pondasi bangunan pemikiran mereka, serta menjadikanku madrasah berilmu yang tak ada habis-habisnya. Seperti tuturmu tempo hari : Kita ciptakan generasi terbaik bangsa yang kan mengukir sejarah peradaban, setidaknya yang kan mampu membuat kita bangga, karena telah memiliki penerus dakwah seperti mereka.

Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna. Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita terlihat sempurna, meski hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita.

Yabi… kali ini cukup itu saja aku rasa.

Bandung, Juni 2011
...

Lagi! kau menulis kontroversi, fu! :p

Teruntuk sebuah nama -2-

Originally created by Fu

rindu,
kuuraikan pesan senja
: “penghujung jalanan pada peta kau susuri sudah.”

sila kau genggam, pada sekat jemari
yang mengapit senyum Tuhanmu
!

rindu,
kuuraikan pesan senja
: “dentuman denyut pada jarum kau perangi sudah.”

sila kau pungut, pada ruas berkuku
yang merekat restu Tuhanmu
!

rindu,
ambilkan peta itu, akan kurobek
biar habis ragumu sudah.

rindu,
pungutkan jarum itu, akan kupatah
biar ingat waktumu sudah.


rindu,
“hadirkan cahaya, pada jejak dan bayang,
kemudian sulamkan benang,
untuk aku yang mengalah,
pada doa tak menyudah.”

teruntuk sebuah nama yang Tuhan jaga…

Bandung, 17 Juni 2011

Setiap sempat

Originally created by Fu

Setiap sempat, aku tak pernah segan bertanya “Apakah politik itu, Kak?” Bahasan yang selalu kau tawarkan untuk kita perdebatkan bersama. Politik yang belum mau kau pelajari lebih hanya karena tak mau tergolong ahli, yang mungkin akan memaksamu menelan kemunafikan yang dulu-dulu sangat kau hindari. Sudah cukup ia hanya berjejal dengan selai dalam setangkup roti pagimu, yang sisanya bisa kau jilati tanpa malu. Setidaknya rasanya manis di ujung lidahmu, meski kau muntahkan kembali pada koran pagimu. Melulu itu, Jemu!

Setiap sempat, aku tak pernah segan bertanya “Apakah politik itu, Kak?” Ocehan yang tak pernah ketinggalan saat kau bertemu kawan sepermainan. Politik yang sudah menghambarkan apa itu risalah, alkisah, ceramah, musyawarah, hingga menghablurkan apa itu sembah menyembah dan sesembah disembah. Sudah cukup ia menggelayuti tetesan keringat pada makan siangmu, yang jatuhnya bisa kau sepuh dengan pungung tanganmu. Setidaknya lelahnya terasa nikmat, tak seperti sajian televisimu yang penuh hujat. Melulu itu, penat!

Setiap sempat, aku tak pernah segan bertanya “Apakah politik itu, Kak?”. Racauan yang bahkan tak pernah terlewat muncul dalam igauan tidurmu. Politik yang dikoar-koarkan sesiapa tak hanya aparat negara, mulai dari mahasiswa, pengusaha, pemuka agama, hingga ibu rumah tangga, yang gaungannya telah lama menyumpali telinga pengemis tua,  tukang becak, hingga penjaga kuburan usia senja. Sudah cukup ia merecoki waktu istirahat malammu, yang detiknya bisa kau hitung hingga embun fajar membangunkanmu. Setidaknya kau masih sadar akan kewajibanmu memperbaiki hari, tak seperti mereka yang mungkin tengah lupa harga diri. Melulu itu, basi!

Setiap sempat, aku tak akan pernah segan bertanya “Apakah politik itu, Kak?”. Sampai kau bosan. Sampai kau tak lagi punya jawaban, kemudian kau bertutur enggan, “Jadilah bagian di dalamnya, kau akan mengerti segalanya, dan tak lagi bertanya!”

-ceracau pagi menjelang siang-
Majalengka, 15 Juni 2011

Teruntuk sebuah nama

Originally created by Fu

rindu..
satu dua hadir itu biasa, menyapa
tanpa permisi, mencari-cari kunci
pada kerah baju, saku, sepatu hingga peci,
sejak fajar, pagi, siang, senja, juga sampai malam menghampiri.
lalu kuhanya mampu berbisik, “satu datang untuk pergi.”

dan kamu
merapalku dalam setiap aksara, tengah lama
melabuh di dermaga yang tersamar peta, merangkum cahaya
memantul tak hanya tujuh warna dan sketsa,
untuk sama yang beda jua beda yang sama.

masih kamu
merangkaiku sempurna, pada seutas elegi
tanpa sajak, lagu atau melodi
meski pekak sudah telingamu untuk berlari
menggegas langkah dalam galau yang bertaut mimpi,
dengan teriak nanar yang tak terdengar, “Nanti!”

rindu..
sejatinya aku tengah amnesia
sejak kemarin aku memejam semua indera, menyublim seganjil asa,
meski paruh waktu yang menggerogoti logika, pada luka
yang menghimpun puing memori terserak masa, untuk hanya
memastikan lidahku masih bisa mengeja yang dua.

aku cinta.

…teruntuk sebuah nama yang Tuhan jaga…

Majalengka, 13 Juni 2011