Minggu, 23 Desember 2012

Ku Menunggu di sini

Originally created by Fu


Assalamu'alaykum semua. Sekarang ini memang sedang fokus pada beberapa project, so mesti pandai membagi waktu yang tepat untuk menulis. Untuk postingan kali ini, saya posting rangkaian prosa liris yang sebenarnya telah saya tulis tahun kemarin. Namun ternyata belum sempat saya posting di blog ini.  Tulisan ini saya persembahkan khususnya untuk kawan muslim/muslimah yang sedang istiqamah "menanti" sembari memperbaiki diri. Semoga bisa melegakan dan menenangkan.

"Yakinlah segala sesuatu indah pada waktunya, setelah seoptimal ikhtiar, seikhlas doa yang sabar, setumpuk tawakkal yang benar." -Fu


 

Ku menunggu di sini, dalam harap yang tak pernah putus akanmu. Semangkuk air mata telah tumpah semalam, tak bersisa hingga kau yang mereguknya dengan bibir yang telah memasi. Entah kapan ia berubah menjadi tetesan darah yang kan mengaliri pori pipiku yang tak gemuk lagi. Ia selalu air yang asin, katamu. Hingga aku sendiri yang mengacaukan sirkulasi pembuluhnya, atau melukai mataku sendiri hingga buta. Ia selalu bulir, katamu. Hingga aku sendiri yang mengeringkannya dengan menyiksa diri tak terasup apa-apa, atau aku yang terbaring lalu menutupnya selamanya. Ia selalu indah, katamu. Hingga membuatmu bersumpah bahwa setiap tetes yang keluar, akan kau pastikan karena bahagia yang memancar. “Selalu kutunggu indahnya, di setiap malam yang mengerlingkan bulir cinta di sujudmu.” bisikmu mesra.

Ku menunggu di sini, dalam doa yang terus melesat tentangmu. Seember keringat telah aku siramkan ke kebun semalam, tak bersisa hingga kau yang menghabisi tetesnya dengan lidahmu yang telah mengering. Sudah berapa payah yang kukeluhkan akanmu yang telah menyeret aku sejauh ini, memenggal segala ketidakmungkinan dengan yakin yang tak pernah putus. Bulir itu rahmat, katamu. Pun saat benih tak jua menumbuh hingga kuning dan tertuai menjadi beirisi, lalu semakin merunduk dan tengah siap untuk kita petik bersama. Bulir itu berkah, katamu. Pun saat ia kan menjadi saksi seberapa teguh aku memegang tiang penyangga, juga seberapa kuat aku menimba lautan keringat yang tak boleh menguap sia-sia. Bulir itu anugerah, katamu. Pun saat ia keluar dari keningku yang akhir-akhir ini menampakkan garis, yang hanya tak kan tampak karenamu yang membuatku tersenyum manis. “Seanugerah dirimu, yang terindah bagiku.” bisikmu mesra.

Ku menunggu di sini, dalam cinta yang terus kuanyam untukmu. Setitik rindu telah aku titipkan pada purnama semalam, tak kan bersisa karena hanya kupersembahkan untukmu yang senantiasa merindukan diksiku. Telah kuhitung berapa embun yang mengisi setiap fajarku tertolak Tuhan, hanya karenaku yang tak tahu malu menghujati setiap purnama-Nya dengan pertanyaan. Tanpa pernah melirik pada sejuta jawaban yang terungkap dan sejatinya tak kan mampu kudekap. Syukur itu bukan di bibir, katamu. Ia mengejewantah dalam setiap jatuh, rapuh dan keluh yang tak kan henti merayapi, pun di saat setiap hujan yang tak menyisi pelangi. Ia menjadi dialektika terindah di setiap detik yang tak mampu kau kembalikan, pun bila kau merajuk yang paling kencang pada Tuhan. Ia yang harus terbawa di setiap langkah yang menderap tanpa henti, karena berhenti itu hanya di surga nanti. “Tersenyumlah, wajah penghuni surga itu berseri-seri.” bisikmu mesra.

Ku menunggu di sini, menunggu restu Tuhan membiaskan segala, untuk menerbitkan kita.

Bandung, September 2011

*ketika keyakinan harus selalu dipelihara. Semoga selalu istiqamah dalam cara-cara yang Allah suka :)

Jumat, 21 Desember 2012

Doa Romantis

Originally created by Fu

Postingan ini pernah saya post di notes facebook November 2011 lalu. Tiba-tiba di saat derasnya hujan, saya tetiba terperangkap kembali pada tulisan saya itu, dan berderailah air mata ini. Berikut Isi postingannya :)

***

Setelah berkali-kali khatam Al-Qur’an, saya baru sadar bahwa arti do’a yang biasa dibaca selesai khatam Al-Qur’an begitu Romantis.  Terjemahan do’a khatmulqur’an yang menurut saya romantis itu, seperti ini bunyinya :

Ya Allah, dengan Al-Qur’an, karuniakanlah kasih sayang-MU kepada hamba. Jadikan Al-Qur’an sebagai imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat bagi hamba.

Ya Allah, ingatkan hamba bila ada ayat yang hamba lupa mengingatnya. Ajarkan pada hamba, ayat yang hamba bodoh memahaminya. Karuniakanlah pada hamba kenikmatan membacanya, sepanjang waktu, baik tengah malam atau tengah hari. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai hujjah, ya Rabbal’alamin.

Ya Allah, karuniakanlah kebaikan bagi hamba dalam beragama, yang merupakan kunci kehormatan bagi hamba. Karuniakanlah kepada hamba di dunia, yang merupakan tempat hamba menjalani hidup. Karuniakanlah kebaikan akhirat bagi hamba, yang merupakan tempat hamba menjalani hidup. Karuniakan kebaikan kepada hamba di dunia, yang merupakan tempat hamba kembali. Jadikanlah kehidupan hamba senantiasa lebih baik. Jadikan kematian sebagai kebebasan hamba dari segala keburukan.

Ya Allah, jadikan umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikan amal terbaik hamba di penutupnya, jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu.

Ya Allah, hamba memohon kepadamu kehidupan yang jembar, kematian yang normal, dan tempat kembali yang tidak menyedihkan dan terhindar dari prahara.

Ya Allah, hamba memohon kepadaMu permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik. Kuatkanlah hamba, beratkanlah timbangan kebajikan hamba, realisasikan keimanan hamba, tinggikan derajat hamba, terimalah shalat hamba, ampuni dosa-dosa hamba, dan hamba memohon surga tertinggi.

Ya Allah, hamba memohon karunia yang wajib engkau berikan, ampunan yang harus Engkau karuniakan, keselamatan dari segala dosa, ghanimah dari segala kebajikan, dan kemenangan mendapat surga, serta keselamatan dari api neraka.

Ya Allah, karuniakanlah kebaikan bagi hamba dalam segala urusan, berikan pahala kepada kami dari segenap luka dunia dan siksa akhirat.

Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan anugerahkanlah ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan kami ke surga-Mu, anugerahkanlah pula keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran, penglihatan, dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan dunia ini adalah cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami. Jangan Engkau jadikan berkuasa atas kami, orang-orang yang tidak mengasihi kami.

Ya Allah, jangan pernah Engkau tinggalkan dosa, melainkan Engkau ampuni. Tidak ada kegalauan kecuali engkau berikan jalan keluar, tidak ada hutang kecuali Engkau penuhi, dan tidak ada satu kebutuhan dunia dan akhirat kecuali engkau penuhi, wahai Tuhan seluruh alam.

Ya Tuhan kami, berikan kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, serta jagalah kami dari api neraka.

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah curah kepada nabi Muhammad, keluarga, serta para sahabat terpilih.


Subhanallah romantis sekali. Ya Allah, rasanya bilapun doa ini dibaca sebelum atau sesudah tilawah rutin tiap harinya, rasanya tidak akan membuat habis keindahan dan keromantisannya. Wallahi, saya sampai menangis membacanya. Ya Allah, tidak mengetahui artinya saja sudah begitu nikmat membacanya, apalagi bila mengetahui artinya. Seringkali mungkin bahkan pelafalan doa dalam sholat yang berbahasa Arab itu tidak kita ketahui artinya, tapi Allah tetap berbaik hati mengabulkannya. Rabb, bimbing diri ini untuk semakin kaffah dalam beribadah padaMu. Aamin yaa Rabbal'alamin T_T

Bandung, 22 November 2011
Allahu Rabbi, semoga kami kuat memperjuangkan kebenaran di jalanMu.

Selasa, 18 Desember 2012

The Secret Of Jodoh

Originally created by Fu

"Bagaimana Allah akan menghantarkan jodoh; bila masih ada rasa tinggi hati akan segala ilmu, rasa penyesalan akan sekenario-Nya, jua putus asa tanpa ikhtiar yang membuat-Nya bangga." -Fu

Permasalahan "jodoh" selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas, namun banyak orang yang cenderung malu untuk membahasnya. Segan rasanya kalau membicarakan masalah jodoh secara blak-blakan. Merasa butuh, tapi malu untuk mempertanyakan, membahas dan mencari jawaban tentang permasalahan jodoh, makanya akhirnya hanya stalking via media social, twitter, facebook, dll. Apalagi kalau harus ikut-ikutan acara yang menghidangkan ilmu pra nikah, komunikasi, jodoh, dll, ikut nimbrung sama teman-teman saja ogah dan segan. That's why itu salah satu permasalahan orang kebanyakan saat ini. GENGSI yang terlalu tinggi, akan ilmu dan ikhtiar-ikhtiar yang dapat dilakukan dalam menjemput jodoh.

Segala sesuatu itu ada ilmunya, termasuk mengenai ilmu nikah, dan jodoh salah satunya. Salah satu "masalah" menjadi TOP request yang biasa dikeluhkan orang-orang yang konsultasi ke saya dan suami, adalah terkait jodoh. banyak dari mereka yang sudah merasa siap menikah namun terhalang di permasalahan jodoh. Namun, saat saya dan suami gali, ternyata banyak hal-hal yang belum 'diselesaikan' dalam diri mereka, yang ternyata jadi hijab antara mereka dan jodohnya. Saya dan suami mengamati fenomena ini, menganalisisnya, karena kami sendiri sebelum menikah mengalami berbagai proses, hingga kami bertemu satu sama lain. Ada ikhtiar-ikhtiar yang kami jalani, ada ilmu-ilmu yang kami terapkan hingga yakin kami berjodoh satu sama lain. (Aamin)

Herannya, meskipun banyak orang yang membutuhkannya, namun banyak juga yang menyepelekan tentang hal ini. Masalah nikah dan jodoh kok diseminar-seminarin sih? Nah, pemikiran-pemikiran seperti ini boleh jadi yang membuat orang tersebut tak jua MAJU, apalagi bisa bertemu jodohnya. Bisnis saja ada ilmunya yang harus dipelajari, itu hanya untuk hitungan tahun paling. Masa menikah yang diniatkan seumur hidup namun malas untuk mencari ilmunya? Untukmu yang sedang mencari jodoh, ketahuilah bahwa kedewasaan seseorang itu tidak ditentukan dari usia, namun dari seberapa banyak pengalaman yang ia aalami dan ambil hikmahnya, seberapa banyak buku yang ia baca, seberapa banyak guru, mentor dan relasi yang ia punyai. Mencari jodoh yang dewasa? Maka lihat dan nilailah hal-hal itu ada pada dirinya atau tidak :)

Saya menjadi saksi sendiri banyaknya keluarga besar saya yang belum menikah di usianya yang semakin matang, bahkan menjelang 40 tahun. Ya, pernikahan saya di usia 22 tahun memang cukup menjadi fenomena tersendiri bagi keluarga saya. Setelah saya analisis, mewawancarai saudara saya, coba berilmu pada gurunda-gurunda saya, ternyata ada POLA tertentu yang bisa diambil. Suatu pola yang mengakibatkan seseorang tak jua bertemu jodohnya. Karena teori bahwa jodoh itu sebagai salah satu rezeki dan mesti diikhtiarkan memang benar. Benar sekali malah. Maka dari itu, sebagai pelaku juga yang pernah mengalami step by step ikhtiar menjemput jodoh, saya dan suami ingin berbagi pada banyak orang. Ingin banyak orang terlepas dari kesulitannya dalam menyempurnakan separuh agama.

Salah satu fenomena lainnya adalah banyaknya yang konsultasi ke kami, yang sudah menikah dalam hitungan beberapa tahun dan merasa SALAH PILIH PASANGAN. What a poor condition! Sedih sekali mendengarnya, sampai kami harus mengingatkan kembali mereka pada komitmen yang telah mereka buat. Saya dan suami juga sering membantu terapi mereka yang sudah menikah dan merasa salah pilih pasangan. Karena itu pula kami ingin share bagaimana proses menemukan jodoh dan pasangan yang sebenarnya.

Ya, ternyata terkait jodoh itu memang rahasia, dan rahasia-rahasia itu akan kami buka secara lebar, blak-blakan, JLEB! tapi insyaAllah akan membantu teman-teman mengerti akan tabir jodoh sebenarnya, dalam Event Seminar The Secret Of Jodoh. Event Seminar "The Secret Of Jodoh" ini pure diadakan untuk membantu banyak orang terkait kegalauannya akan jodoh. Event ini inysaAllah bertujuan untuk membantu teman-teman semua terlepas dari kegalauan itu. Galau negatif itu ternyata hanya bagi mereka yang tidak memiliki ilmunya, jauh dari agama dan Tuhannya. Maka saat diri telah diliputi ilmu, insyaAllah kesabaran dan ketenangan akan Allah alirkan, untuk melakukan sebaik-baik persiapan, menanti jodoh pujaan hati dengan penuh kesabaran, diiringi ikhtiar-ikhtiar yang Allah suka. :)

Kalau ada yang sudah baca buku Menikah Itu Mudah, pasti sudah baca BAB The Secret Of Jodoh, berita baiknya yang ada dalam buku itu hanya 20% dari ilmu rahasia tentang jodoh yang akan kami share dalam event ini.

Apa saja yang akan dibahas dalam event Seminar "The Secret Of Jodoh" ?
  1. How to Know Kriteria Pasangan : Pemilihan kriteria pasangan yang "baik&benar" untuk menjadi suami dan isteri. Perbedaannya dengan kriteria pacar. Serta ikhtiar apa yang bisa dilakukan untuk mendapat jodoh yang sesuai dengan kriteria diri.
  2. Aktifasi Magnet Jodoh : Mengaktifasi radar magnet jodoh kita, karena ternyata "Jodoh itu bukan masalah siapa & bagaimana dia, namun siapa dan bagaimana diri kita"
  3. Allah'sign to know Dia Jodohku : Ternyata saat Allah memberitahu benarkah dia jodoh kita, Allah hantarkan sinyal-sinyal dariNya, yang boleh jadi tidak kita sadari. So, ini akan memperkuat kamu yang masih ragu "Benarkah dia jodohku?"
  4. Healing Trauma Masa Lalu, Move Up bertemu jodoh : Salah satu permasalahan urgent yang mengakibatkan seseorang tak jua bertemu jodohnya adalah ternyata banyak yang belum berdamai dengan masa lalu nya. Masa lalu yang justru membuat diri tidak jua bergerak, sehingga terhijab dari jodohnya. Teman-teman akan menikmati sesi terapi efektif, yang bisa dilakukan oleh diri sendiri, dengan tools-tools yang kami berikan. Hingga rasa sakit hati, patah hati, trauma dan lain-lain insyaAllah bisa hilang.
  5. Menemukan Soulmate : Benarkah jodoh adalah ia yang kita nikahi? benarkah Soulmate itu ditemukan? benarkah setelah menikah selesai sudah tahap mengenali pasangan? jangan penasaran akan kami bahas di event ini.
Ssstt, sedikit bocoran, All Sesion akan mempackage 3 tahapan Utama yaitu >> CLEANSING, UPGRADING, SELECTING untuk bertemu jodoh. Seperti apakah 3 hal tersebut? Bisa teman-teman temukan di Event "The Secret Of Jodoh" Bandung, 30 Desember, @ Daarul Hajj Darut Tauhid, pukul 08.00-15.00 WIB, cp: 085222244248 (Afifah) Mari bergabung dengan 100an lainnya yang sudah mendaftar ;) Bagi yang ingin mendapatkan tiket harga khusus bahkan GRATIS, boleh kontak 085659336764 (Verina) untuk syarat dan ketentuan.
   


Berbelanja Hemat, Efektif & Efisien



Originally created By Fu

“Perencanaan itu tak boleh hanya disimpan dalam pikiran, ia mesti diimbangi dengan penulisan serta keefisienan aksi dalam melakukan” –Fu



Pekan kemarin, saat sedang sibuk-sibuknya saya dan suami pindah ke kontrakan kecil kami, tentu mengharuskan kami membeli perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan di rumah tersebut. Untungnya, saya dan suami adalah tipe yang sama-sama sederhana, tak suka bermewah-mewahan. Maka dari itu rumah kontrakan yang kami pilih pun cukup mungil. Ya, setidaknya bersih, sehat, dan nyaman untuk kami tempati berdua, dan kelak bertiga dengan buah hati kami. Well, tenryata merasakan juga bahwa pindahan rumah itu tidak sesimpel yang diperkirakan, padahal kami sudah merancangnya begitu sederhana. Alhamdulillah nya beberapa barang memang telah tersedia, pemberian dari orang tua dan kado teman-teman kami saat menikah.

Yang agak ribet itu saat harus ambil barang-barang di rumah saya yang ada di Majalengka, karena cukup banyak sekali barang bawaannya. Ada tempat tidur, lemari, dan banyak peralatan yang dibekali mama papa saya, mereka bilang itu sebagai pemberian mereka untuk bekal saya membangun rumah tangga di rumah kecil kami berdua. Hamdallah waktu pindahan itu Allah permudah karena banyak yang bantu buat ambil barang dan atur-atur rumah.

Well, padahal kerasanya barang-barang yang kami bawa sudah cukup banyak. Perlengkapan dapur perasaan sih sudah ada semua, ya meskipun jumlahnya gak banyak bangeeeedd, tapi lumayan masih bias dipakai untuk berbagai keperluan rumah. Ternyata masih juga banyak kurang ini dan itu ya. Sampai akhirnya kami putuskan harus belanja keperluan rumah sendiri. Hamdallah punya suami yang siaga  banget buat anter istrinya ke sana kemari. Yabi canun (panggilan saya pada suami) tak pernah melewatkan moment-moment untuk mengantar istrinya yang sedang hamil memasuki 6 bulan ini :D

Saat akan berbelanja, saya terlebih dahulu me-list barang-barang yang akan dibeli. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk berseliweran di pasar, kami memutuskan untuk membeli di TOSERBA yang harganya justru jauh lebih murah disbanding pasar, yaitu B**MA (Bisa nebak? :D). Toserba ini jadi langganan kami berdua, habisnya segala macam barang ada di sana, dengan harga juga yang beragam bahkan cenderung murah meriah. Nah, saat me-list harus juga dipisahkan mana yang PRIORITAS Utama, mana yang bias jadi cadangan, karena itu akan menentukan cukup atau tidaknya budget kita nanti. Untuk mengefisienkan total belanjaan, yabi Canun punya ide untuk membawa kalkulator. Jadi, saya yang ambil barang-barang yang di list, lalu beliau menjumlahkan harga setiap barang ke kalkulator. Hahaha, aneh memang, sepasang suami istri yang UNIK, sampe saat belanja banyak sekali yang melihat tindakan aneh kami itu. :D

Saat belanja, sebaiknya pilih kualitas barang yang baik, dengan harga yang murah. So, haurs pintar-pintar pilih merk dan jenis barang yang akan dibeli. Tidak semua yang harganya murah itu tak berkualitas, dan tak semua yang harganya mahal kualitasnya bagus banget. Jadi, harus pintar-pintar menentukan PRIORITAS barang. Saat membeli barang, fokus pada VALUE dari barangnya ya, karena kalo kita fokus pada Value insyaAllah akan mendapat harga yang pas! ;) Enaknya berbelanja di toserba itu selain hampir segala jenis barang ada, harganya juga sudah fix jadi tak perlu takut ketipu dan disibukkan dengan tawar menawar harga, yang biasanya cukup membuat lamanya transaksi jual beli :D

Ajaib lho, saat berbelanja dengan cara di LIST dulu dan sambil bawa kalkulator. Meskipun kadang ada yg lupa-lupa kecatet, atau tiba-tiba keteken angka nol shingga total sebelumnya terhapus :)))), tapi total belanjaan seluruhnya ternyata tak jauh dari prediksi, dan tak jauh dari Budget. Bahkan jauh lebih hemat. Asyik deh pokoknya. So, nanti kalau berbelanja, kompak ya sama suami biar HEMAT EFEKTIF EFISIEN dari segi waktu, tenaga dan uang, ;) *TRING!

Semoga bermanfaat ya teman-teman ;)

Minggu, 16 Desember 2012

Tak Jua Bertemu Jodoh

Originally created by Fu

“Di saat hati telah merasa siap untuk menikah, namun belum jua Allah pertemukan dengan jodohnya, sedangkan waktu terus bergulir menambah usia, inilah saatnya untuk bermuhasabah; sudahkah diri sebenar ‘layak’ di mata Allah untuk menyempurnakan separuh agama?” –Fu

Tangis! Jengah! Bosan! Iri! Putus Asa! Beberapa hal itu banyak dikeluhkan oleh muslimah yg mencurahkan isi hatinya pada saya, akan harapannya untuk menikah. Terutama bagi mereka yang merasa usia sudah tak lagi muda, atau jua mereka yang memang sudah merasa butuh untuk menikah. Semenjak hadirnya buku “Menikah Itu Mudah”, memang banyak sekali yang mempercayakan saya untuk menjadi problem solver beberapa pembaca, terutama mengenai Galau, Cinta dan Pernikahan. Hamdallah, dengan hadirnya mereka, membuat saya bersyukur dan bahagia bahwa Allah masih mempercayakan saya agar bisa bermanfaat bagi orang lain. Artikel kali ini pun, saya persembahkan khusus untuk beberapa ukhti yang kemarin-kemarin mencurahkan perasaannya, akan kegundahan hati yang sudah ingin menikah namun belum jua ada jodohnya.

Sedih rasanya, di satu sisi banyak akhwat muslimah yang menjaga diri baik-baik dan telah siap menikah, namun ternyata harus menelan kekecewaan karena tak juga bertemu dengan kriteria pasangan yang tepat. Di sisi lain, ada juga mereka yang sudah memiliki calon pasangan bahkan ada juga yang menempuh jalur pacaran, namun masih saja banyak alasan dan hambatan untuk menghalalkannya. Namun kali ini, yang akan saya bahas adalah yang pertama, ‘kenapa diri yangs udah siap menikah namun tak jua bertemu dengan jodohnya?”

Banyak hal yang bisa menjadi faktor penghambat alias “Hijab” antara diri kita dan jodoh kita, yang menjadi penghambat kita untuk segera menyempurnakan separuh agama. Semuanya pernah saya alami saat saya belum jua bertemu dengan jodoh saya. Hingga akhirnya saya ikhtiarkan beberapa poin di bawah ini, agar tak menghambat saya untuk segera bertemu jodoh saat itu :

1.    Sudah benarkah “Niat Menikah” kita?
Banyak yang merasa sudah siap menikah, karena ingin ibadah, ingin segera menyempurnakan separuh agama, ingin dekat dengan Allah dll. Tapi benarkah ‘alasan’ itu yang ada dalam sanubari terdalam? Tidakkah niat menikah karena faktor external; cemoohan orang lain, iri hati pada yang lain, kebosanan hidup sendiri, dll? Hati itu seonggok daging yang hanya diri kita dan Allah yang tahu, sesekali selamilah kedalamannya, tanyakan pada hati kita, benarkah “Allah” sudah mendominasi posisi dalam niatan hati kita untuk menikah? Kalau belum, pantaskah menghujat Allah yang masih menghijabi jodoh dan kita?

2.    Sudah benarkah “Ikhtiar Menjemput Jodoh” kita?
Bila menikah adalah urusan ibadah, urusan antara kita dan Tuhan kita, sudah selayaknya dilakukan dengan cara-cara yang disukai Allah. Pacaran? Cinta dalam hati? Tarik Ulur dengan dalih ‘seleksi’ setiap yang hadir? Atau menunggu tanpa ada ikhtiar sama sekali. Allah tahu setiap inchi yang kita lakukan, Allah tahu setiap hasrat hati yang terbersit meski sedetik, Allah tahu seberapa buruk isi hati kita. masihkah perlu ditambah dengan ikhtiar nyata yang jelas-jelas membuat-Nya murka? Boleh jadi itulah yang masih menghijabi antara kita dan jodoh kita, karena kita masih ‘menduakan-Nya’, dengan perasaan-perasaan tak seharusnya, dengan ikhtiar-ikhtiar yang tak disukai-Nya. Meminta hal yang ‘sesakral’ pernikahan pada Allah, namun tak diimbangi kewajiban untuk ‘menyenangkan’ Allah; sholat sunnah belum dirutinkan, puasa sunnah juga msih malas-malasan, sedekah juga yang masih enggan. Pantaskah bila Allah masih menghijabi antara kita dan jodoh kita?

3.    Sudah benarkah “Frekuensi” kita dan jodoh kita?

Allah berfirman dalam kitab-Nya bahwa yang baik untuk yang baik, begitu pula sebaliknya. Namun bagaimanapun kita juga harus memiliki kriteria spesifik, mau yang seperti apa jodoh kita? Dan usaha untuk mendapatkan kriteria yang diinginkan itu akan menuntut kita untuk ‘menjadi seperti itu lebih dulu’. Ya, karena jodoh itu adalah cermin. Kita harus satu frekuensi dengan jodoh kita, boleh jadi belum ketemu karena salah satu diantaranya memang belum satu frekuensi; yang satu sudah baik namun satu lagi belum. Boleh jadi juga amalan-amalan kita telah membuat frekuensi yang seharusnya sudah setara malah melenceng; kita yang masih merasa sombong, terlalu pemilih namun tak berkaca diri, terlalu mencintai dunia hingga lupa akhirat Allah, terlalu sibuk mengurus emosi-emosi diri yang tidak begitu penting. Di saat meminta jodoh pada Allah, spesifiklah tentang kriterianya, agar Allah tahu seberapa pantas dirimu untuk jodohmu, dan agar Allah juga membimbingmu untuk semakin pantas dengannya di hadapan Allah.

4.    Sudah bersihkah “Jiwa dan diri” kita untuk menerima jodoh kita?

Pernikahan adalah peristiwa yang suci. Seperti ibadah lainnya semisal sholat, kita dianjurkan untuk bersuci terlebih dahulu, tidak sah sholatnya bila kita belum bersuci dari hadats besar dan kecil. Nah, begitu pula dengan menikah. Untuk menujunya kita harus benar-benar membuang energi negative yang selama ini meliputi jiwa dan diri kita; trauma masa lalu, dendam yang belum termaafkan, konflik dengan orang tua, penyesalan akan takdir yang tak memihak, dll. Semua itu biasanya disepelekan karena kita cenderung fokus bagaimana caranya bisa bertemu dengan ‘jodoh’ kita, fokus pada sosok jodoh yang kita harapkan. Sampai terlupa bahwa banyak hal-hal dalam diri kita sendiri yang belum terselesaikan. Sebelum Allah pertemukan, kita seharusnya telah bersih dari segala energi negative tadi; telah memaafkan orang yang pernah menyakiti hati kita, telah mendapat ridha dari orang tua dan keluarga, terutama telah berdamai dengan diri kita sendiri dengan menerima, mensyukuri dan maafkan segala yang terjadi dalam skenario kehidupan kita. Belum berdamai dengan diri sendiri mengakibatkan kita terhijabi dengan jodoh kita sendiri.

Saat semua poin tersebut SUDAH dilakukan, kita tinggal menanti cap “LAYAK” yang Allah berikan agar kita segera menikah. Karena saat Allah telah Ridha, tak ada satupun yang mampu menghalangi kehendak-Nya. Selamat bersabar khususnya untukmu para muslimah. Bilapun segala ikhtiar telah dilakukan, janganlah pernah merasa jengah dan bosan, kebahagiaan yang Allah janjikan jauh lebih memesona dibanding ratapan kita yang tak seberapa. Saat Allah masih menunda pertemuan kita dan jodoh kita, berbaik sanglah bawa Dia begitu mencintai kita, dengan memberi kita waktu untuk memperbaiki diri lebih baik lagi. Allah menyayangi kita semua, meski terkadang cara Dia menyayangi masing-masing kita selalu berbeda, namun memnag begitulah, cara Allah yang istimewa.

Fashbir shabran jamiilan. Maka bersabarlah kamu dengan kesabaran yang baik. Allah selalu menghadirkan segala sesuatu indah pada waktunya, yakinilah dengan Bismillah.” -Fu


EVENT yang akan mengupas THE SECRET OF JODOH lebih tuntas, bahkan lebh lengkap dari bab "The Secret Of Jodoh yang dibahas dalam buku Menikah Itu Mudah ; Bandung, 30 Desember 2012 cp: 085222244248 (Afifah)