Jumat, 07 Januari 2011

Pesan

Terpampang sebuah pesan : “Jadi perempuan itu mesti realistis, yang ada dijalani dan disyukuri, yang tidak ada jangan menjadi penyiksa diri.”

Inikah jalan yang harus tertempuh? Memutuskan yang tak berharap diputuskan. Untuk keputusan yang tak pernah terputuskan. Bukankah Edelweiss selalu terlihat menarik, meski memetiknya dibutuhkan perjuangan tak sedikit. Ia tegar diantara dingin yang menyerang, ia indah diantara kerikil yang mengakar. Ia berharga, meski kelopaknya meluruh perlahan, lama kelamaan. Ia bermakna, meski tanpa wangi bertebaran, sejak permulaan.

Terrekam sebuah pesan : “Kita hidup satu kali, mati satu kali, dan jatuh cinta satu kali.”

Inikah tempat dimana berlabuh? Mempersilakan yang tak pernah diharapkan. Untuk kerelaan yang tak pernah terrelakan. Bukankah Ksatria selalu menepati janji, meski kedatangannya di detik-detik sekarat bahkan mati. Ia berani mengacungkan sumpah, ia bertanggung jawab memanggul amanah. Ia tegak, meski kerdil tubuh terhempaskan, lelah menggerogoti enggan. Ia siaga, meski berkawan kematian, kerabat menunggu kehilangan.

Terbaca sebuah pesan : “Tugas kita adalah ikhtiar, jangan khawatir bagaimana kedepan, karena ujungnya Tuhan yang memutuskan.”

Inikah dayung yang harus dikayuh? Mencoba yang tak pernah disangkakan. Untuk kebaikan yang ingin terabaikan. Bukankah Kupu-kupu selalu terlihat bahagia, meski menangkapnya justru menimbulkan kesedihan. Ia indah diantara bayangan masa lalu yang kelam, ia terbang diantara buramnya perjalanan panjang. Ia cantik, tak tersentuh oleh keserakahan, namun pada kesederhanaan. Ia rela, tak mengeluh pada takdir Tuhan, bahkan berwujud keikhlasan.

Tertanya sebuah pesan : “Bagaimanakah penyampaian yang baik dan benar?”

Tiba-tiba semua diam. Tersenyum enggan. 

_dalam bulir yang tak berhenti jua_


Mengertikah, kamu, a? Adakah itu kamu? Doakan aku selalu.... yang terbaik... insya ALLAH....

0 komentar: