Originally created by Fu
Puisi untukmu (lagi!)
untukmu yang istimewa, yang selalu saja menunjukkan rindumu pada puisi yang kurangkai. biar aku tuturkan tentang bulir yang menerobos porimu, yang selalu kau keluh pada setiap lelahmu.
tetes demi tetes bulir itu jatuh, mengguyur tubuh
mengubah perkasamu, lemah tak berdaya
senyum yang menggamit, memudar perlahan
oleh ungkap yang menggema :
“Tuhan, aku lelah!”
yang fana itu dunia, sayang
dimana kau harus terus berlari
menjemput mulia tanpa spasi
sampai napasmu berhenti
lalu kau mati
tanya demi tanya itu menggumul, membentuk simpul
mengubah mahirmu, pasrah tak kuasa
kilau mata yang memahat, redup perlahan
oleh ungkap yang menggema :
“Tuhan, aku jengah!”
yang abadi itu akhirat, sayang
dimana kau hanya menanti
segala tebusan diri
terpilih kanan atau kiri
sayang, bulir itu memang asin rasanya
perubahannya kelak tergantung dirimu
manisnya di surga oleh sabarmu
pahitnya di neraka oleh hujatmu
dan kau tinggal memilih itu
sayang,
masih tak relakah kau menukar keringat
dengan senyum Tuhanmu yang memekat
?
Majalengka,
1 Agustus 2011 / 1 Ramadhan 1432 H
*sebagai pengingat untuk diri juga, yang tak pernah lepas dari keluh kesah. ^^,
Senin, 01 Agustus 2011
Peluh
Diposting oleh Foezi Citra Cuaca Elmart di 21.17
Label: Allah, Ce-I-eN-Te-A, Hikmah, Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar