Puisi untukmu (lagi!)
Originally created by Fu
untukmu yang istimewa, yang selalu saja menunjukkan rindumu pada puisi yang kurangkai. biar aku tuturkan tentang semburat yang tak mengindah warna, yang kau analogikan sebagai wujud rupamu.
adakah kau tahu tentang gelapnya langit di malam hari, ia yang legam dan telah menyembunyikan mentari. agar kau tahu tentang cerianya di kala luka, atas cemooh alam yang jarang merindukannya. ia rela akan gemintang yang merajut indahnya, pun pada rembulan yang memendar cumbunya. malam yang hitam. menganyam rindu dalam diam, mengenang kasih dalam bayang, merenda cinta dalam rahasia. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai ketaatan.
adakah kau tahu tentang pendaran warna tersebut pelangi, ia yang banyak terangkai dalam bait puisi. agar kau tahu bahwa indahnya tak kan ada tanpa hitam yang membias, menerima uluran putih yang rela menggegas. ia tak kecewa kala perannya tak pernah disebut-sebut pada celotehan ringan, ilmu alam, jua metamorfosa warna. pendaran hitam. menitipkan rindu akan pesonanya yang sendu, mengirimkan kasih akan dzikirnya yang lirih, menghantarkan cinta akan nikmatnya cahaya. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai kebersahajaan.
adakah kau tahu tentang borgol keburukan detik-detik pilu, ia yang menggamit duka dan kenang yang tersebut masa lalu. agar kau tahu pada keberanian hitam yang bertanggungjawab, merangkum ikhlas pada sebentuk takdir yang menjerembab. ia yang memahamkan akan adanya kebaikan, kekuatan, dan keniscayaan yang tersembunyi, tak melulu persoalan buruk, lemah, dan penyesalan tanpa henti. detik hitam. mengeja rindu atas sesal tak terulang, mengungkap kasih atas sia-sia yang membayang, menutur cinta atas harap yang menyilang. ia yang hitam, mensyukuri cinta Tuhan dengan memaknai kesadaran.
tak juakah kau pahami tentang hitam yang mewarna kebaikan Tuhan? tentangnya yang pun menyimpan keterpesonaan. tentangnya yang pun salah satu anugerah Tuhan. tentangnya yang pun tercipta untuk menebar kebermanfaatan.
kemudian tak juakah kau mengerti akan keterpesonaanku padamu?
karena hitammu memenjarakanku pada cinta Tuhan yang tak berkesudahan.
Bandung, 10 Juli 2011
*Teruntuuuukk... ^_^
0 komentar:
Posting Komentar