Originally created by Fu
: untukmu, semesta
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku memandangimu seksama, dengan pendar cahaya yang mengamini tentangmu pada setiap doa. menangkap nebula-nebula cinta yang membadai mesra, berkelebat dalam asma-Nya, mengangkasa.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku mendengarkanmu teliti, dengan sajak-sajak aksi yang kau rapal tanpa sepatah aksara yang membentuk puisi. menghembuskan elektron-elektron cinta yang mengelilingi inti hati, bergumul setia pada-Nya dalam janji, beretiolasi.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku mengeja senyum dan peluhmu perlahan, dengan embun-embun yang membulirkan kita dalam semai impian. menjelagakan tirai-tirai cinta yang membersamai hujan, berderma keagungan Tuhan, kesempurnaan.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian kita berdua menunggu, hingga saat itu; ketika purnama tenggelam dan sabit pun terdiam, ketika luas jiwamu menyemestai galaksiku, ketika dua pucuk rindu berbunga satu.
setelah dua purnama dan sabit yang bergantian saat itu kan datang; ketika para malaikat bertandang dan Arsy pun berguncang.
Majalengka, 24 Januari 2012
: untukmu, semesta
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku memandangimu seksama, dengan pendar cahaya yang mengamini tentangmu pada setiap doa. menangkap nebula-nebula cinta yang membadai mesra, berkelebat dalam asma-Nya, mengangkasa.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku mendengarkanmu teliti, dengan sajak-sajak aksi yang kau rapal tanpa sepatah aksara yang membentuk puisi. menghembuskan elektron-elektron cinta yang mengelilingi inti hati, bergumul setia pada-Nya dalam janji, beretiolasi.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian aku mengeja senyum dan peluhmu perlahan, dengan embun-embun yang membulirkan kita dalam semai impian. menjelagakan tirai-tirai cinta yang membersamai hujan, berderma keagungan Tuhan, kesempurnaan.
Dalam dua purnama dan sabit yang bergantian kita berdua menunggu, hingga saat itu; ketika purnama tenggelam dan sabit pun terdiam, ketika luas jiwamu menyemestai galaksiku, ketika dua pucuk rindu berbunga satu.
setelah dua purnama dan sabit yang bergantian saat itu kan datang; ketika para malaikat bertandang dan Arsy pun berguncang.
Majalengka, 24 Januari 2012
0 komentar:
Posting Komentar