Selasa, 25 Mei 2010

Pernahkah Mendoakan Jodohmu?

Assalamu'alaikum....

Apa kabarmu hari ini? Aku yakin kau telah terlelap sejenak untuk merefresh otak dan ototmu yang seharian ini telah bekerja keras untuk selalu melakukan perbaikan terus menerus. Kali ini aku mengidap insomnia lagi, aku ingin bercerita padamu.

Aku sempat kaget saat di suatu acara motivasi seorang trainer bertanya dengan lantang pada semua hadirin :

"Pernahkah mendoakan jodohmu?"
Jujur saja aku bingung sekaligus serasa sesak atas pertanyaan itu. Pertanyaan yang terdiri dari 3 kata itu cukup membuatku berpikir keras, otakku terkuras, dan hatiku serasa tersayat-sayat. Bukan karena apa-apa. Tapi ternyata tak pernah terpikirkan sedikitpun oleh otakku itu untuk mendoakanmu. Ya! Mendoakanmu. Betapa lupanya aku akan itu.



Sebagaimana telah diketahui oleh banyak orang bahwa doa mempunyai kekuatan yang begitu dahsyat. Allah selalu menjawab doa-doa hamba-Nya yang mau memohon dengan tulus ikhlas pada-Nya. 
Tiga dari banyak cara Allah menjawab doa hamba-Nya :
  1. Mengabulkan doa kita untuk menambah iman
  2. Menunda dan memberikannya di saat yg lebih tepat dan lebih indah untuk menambah kesabaran dan hikmah dalam hidup kita.
  3. Tidak Mengabulkan doa kita tetapi memberikan hal lain yg jauh lebih baik untuk kita. Karena yg terbaik di mata manusia belum tentu yg terbaek untuk kita di mata Allah.


Tak terbersit di otakku bahwa aku mempunyai kewajiban untuk mendoakanmu, karena bagaimanapun kau adalah orang yang Allah takdirkan untukku. Padahal mungkin kau selalu mendoakanku di setiap sujud sembahyangmu pada-Nya. Aku tak pernah sadar bahwa keadaanku sekarang ini diakui atau tidak karena doa darimu juga salah satunya. Insya Allah... sekarang ini aku selalu mendoakanmu, di setiap sujudku. Aku tidak boleh egois untuk tidak mendoakanmu. Sekarang, selain untuk orang tua, adik, keluarga, sahabat dan kamu musmlimin muslimat, ada kau juga dalam doaku. Semoga Allah selalu melindungimu.

"Pernahkah mendoakan jodohmu? Doakanlah ia, karena boleh jadi keadaanmu sekarang ini karena ia yang selalu mendoakanmu."

Asrama Kampus
_Fu_

Surat Pertama Untuknya

Assalamu'alaikum...

Apa kabar calon suamiku? Semoga kau selalu berada dalam naungan dan perlindungan Allah SWT. Sudah lama sekali aku ingin membuat blog ini. Blog tentangku, tentangmu, tentang-Nya, tentang kita. Dulu saat aku tidak suka membaca apalagi menulis, aku pernah berharap bisa membuat atau menuliskan suatu hal untukmu. Dan sekarang, mungkin hanya ini yang bisa aku berikan padamu. Carik marik catatan harianku untukmu.

Atas nama Allah aku sama sekali tak mau menduakan-Nya hanya karenamu. Aku selalu berharap dan berusaha bahwa rasa cintaku pada-Nya berbeda jenis dengan cintaku padamu kelak.. Karena cintaku pada-Nya adalah sebuah rasa tak terdefinisi pada Sang Maha Tinggi yang terlalu terlalu suci untuk dibanding-bandingkan dengan jenis cinta lain. Kuharap cintaku padamu kelak bisa membuatku semakin mencintai-Nya lagi dan lagi, karena sejatinya Ridha-Nya lah yang kita cari.

Insya Allah hanya karena Allah lah aku setia menantimu. Tenang saja, aku tak pernah sendirian dan aku rasa kau pun tak pernah sendirian, karena Allah bersama kita. Dan saat nanti kita bertemu pun Allah tetap bersama kita, dihati kita, dan cinta diatas cinta segalanya.

Aku tak pernah tahu siapa dirimu. Entahlah apakah mungkin kau memang telah kuketahui namun belum kukenal, ataukah mungkin kau memang telah benar-benar kukenal, ataukah kita pernah berjumpa namun tak pernah sadar bahwa Allah mentakdirkan kita bersama, ataukah kita memang belum pernah sama-sama mengenal dan bertemu.Rasanya aku tidak mau terlalu berandai-andai apakah kau itu adalah dia, dia ataukah dia. Yang jelas, aku pasti setia menunggumu, hingga Allah mempertemukan kita di saat yang indah.

Wahai calon suamiku yang Allah muliakan, aku pernah membuat sebuah puisi kerinduan untukmu. Jujur saja kalau ini memang puisi yang aku buat pertama kali, untukmu. Sebenarnya telah lama sekali aku membuatnya, namun dulu aku memanglah tidak terlalu suka menulis (berbeda dengan sekarang), hingga puisi itu hanya aku saja yang tahu. Kau tahu calon suamiku, puisi itu aku tuliskan dalam salah satu BAB di novelku. Uppzz.... Aku lupa bercerita mengenai novelku padamu. Insya Allah nanti aku ceritakan di surat selanjutnya. Sekarang, aku ingin menunjukkan puisi itu untukmu.

Akan kutunggu dia
dia yang mencintai Allah lebih dari segalanya
dia yang menemaniku untuk berjuang mencari Ridha-Nya
dia yang menyayangi dan menerimaku apa adanya
dia yang membutuhkanku menjadi sandaran lahir batinnya
dia yang akan menempatkanku sebagai wanita teristimewa
dia yang akan kucinta
Akan kutunggu selalu
dia yang akan kutempatkan pada puzzle terindah hatiku
dia yang tulang rusuk kirinya hilang karenaku
dia yang terbaik yang Allah beri untukku
dia yang tak sempurna dan menerima ketidaksempurnaanku
dia yang selama ini aku tunggu
dia yang selalu kurindu 
Maaf bila secuil karya untukmu itu kurang begitu memuaskan, namun itu kutulis dari lubuk hatiku yang terdalam. "dia" itu adalah dirimu, orang yang Allah takdirkan untukku.



Innallaha ma'ana...
Asrama Kampus
_Fu_

Surat Cinta dari Jodohku

Originally created by Fu
Bismillahirrahmanirrahim…
Terinspirasi dari seorang ikhwan yang belum kuketahui siapa dia, yang begitu setia menungguku. Seolah ia mengirimkan surat cintanya ini ke dalam memori otakku.