Jumat, 29 Oktober 2010

Sekejap saja

petang datang
menagih janji untuknya bersemayam
malam pergi
merayu air mata bertopeng elegi

terkulum gulita tak jua berkesudahan

fajar tiba
menawarkan segarnya embun tak mengiba
pagi hilang
meninggalkan sejuta tanya yang melayang

terpenjara terang tak kian bersisian

sementara siang jengah
terpanggang rehatnya yang melemah,
senja tiada
menyadari langitnya tak lagi jingga

ada yang berbisik : "masamu sekejap saja,"

oktober, 2010


Hmm... semoga saja itu kamu. ^_^

Bulir Itu

Assalamu'alaikum...

Mau posting puisi ah....


Kau tak tahu
bulir itu keluar
bukan perih yang tertahan
namun baris rindu yang melayang


terhampar dalam gelap
merekat tanpa celah
terbias setitik terang
di angkasa tanpa lentera


Kau tak tahu
bulir itu keluar
bukan jiwa yang terkoyak
namun baris harap yang tersusun


tertuang dalam udara
mengalir senyap perlahan
terangkat sejumput magnet
di langit penuh cahaya


Cukup kau tahu
Senja itu setia
Pada jingganya

A, dimanapun itu, siapapun kamu, fu tetep setia. ^_^
Betewe, Fu itu paling susah untuk "suka" sama ikhwan, dan kalau sekalinya Fu "suka", Fu juga akan susah untuk melupakannya. Oleh karena itu Fu lebih suka "menjaga" untuk tidak suka, agar Fu setia. Meskipun begitu, "cinta" Fu insya ALLAH hanya untuk Aa... (hahay... fu so' romantisan gituh...)