Senin, 30 Mei 2011

What's life?

...life is a struggle of separating milk from the butter. We know it’s futile, but we also know that the butter is made up from milk. The struggle ends when we can recognize the milk from the butter, without having to separate the two. So it’s not a matter of separating, but recognizing. Embracing the butter as a whole, without mistaking the butter from the milk. -someone

Minggu, 29 Mei 2011

Cahaya Cinta

Originally created by Fu

suatu episode hidup...

Kita tak pernah memahami benar cara Tuhan membentangkan jalan untuk kita tapaki. Tak aral melelah jengah pun menyedih perih. Meski liku yang memilu hingga puncak yang menyentak tak henti mengerjap, nyatanya tak pernah mampu membuat kita mundur jua menyerah. Karena lapang yang membentang telah Tuhan sediakan di ujung sana, tersambut dekapan hangat yang terbalut cahaya berpanjang gelombang tak hingga. Tak mudah memang melewati keterjalan yang belum menghujung ini, namun nyatanya Tuhan pun tak pernah mempersulitnya.

Tuhan yang berkuasa, Tuhan yang punya segalanya. Seperti Ia yang menciptakan cahaya untuk bersanding dengan kegelapan, agar buta tak dijadikan alasan dan kompas tak dijadikan patokan. Setidaknya peta yang tertunjuk dapat kita susuri, atau hanya sekadar untuk melihat tanah yang akan kita jejaki. Cahaya. Yang rupanya tak pernah dapat kita sentuh, yang panjangnya tak pernah dapat kita hitung. Namun, kilaunya setiap detik kita nikmati, meski acap kali lupa kita syukuri.

Kita selalu berceloteh tentangnya, meski kita tak mengetahui darimana ia bermula dan dimana ia akan berakhir. Namun Tuhan tak pernah menetapkan ia sebagai zat ataupun benda, yang dihantarkan alam ataupun makhluk. Tuhan menjadikannya sebentuk karunia, yang kita rasakan menusuk pori hingga menembus hati, jua menenang pikiran hingga melega perasaan. Ya, cahaya itu karunia. Pun bila ia Tuhan hadirkan dalam sewujud makhluk sempurnanya.

Kau datang pada suatu senja yang merona. Di dunia yang dipenuhi lafadz ampun –di tempat akal dipaksa tak rasional dan etika tak berlogika merajalela, semua itu bermula. Waktu satu dua tahun ternyata tak lantas mengakrabkan kita, pada pandangan yang nyatanya bersinggungan dan pemikiran yang sesungguhnya berikatan. Justru kita menemukannya selepas mata sulit untuk bersua, pada asa yang saling merapat, pada cita yang saling memahat, pada ketinggian imaji yang terus melesat. Kau datang sebagai cahaya yang memantul, berbaur, memburai, dan berpendar.

Ada cinta yang menyapa, ketika air mata kau ganti dengan embun pagi dan amarah kau tutup dengan mata terkatup. Ada rindu yang merayap, saat tak ada kata terucap, tak ada pesan tersimpan pun tak ada kabar tersiar. Kita seperti dua hati yang serupa atau dua rupa yang sehati, dari terbuang kaum mayoritas hingga melawan diri sendiri. Kau yang tegar menasehatiku dengan sabar, kau yang bersahaja mengajariku sederhana, kau yang membantuku menghafal bahwa : “Skenario di setiap episode kehidupan yang kita alami adalah sebuah amanah yang telah Dia percayakan pada kita. Buruk yang menimpa bukanlah berarti buruk. Baik yang menghampiri pun tidak selalu berarti baik. Jika saat ini ujian yang menimpa begitu menyita hati, itu bukan berarti buruk dan kita mampu. Tapi mata kita masih terbatas melihat arti kebaikan yang Dia berikan.”

Masih ingatkah kau Kak, saat aku menolak permintaan untuk menjadi cahayamu? “Jadilah cahayaku sekalipun kau anggap aku menerangimu, karena terkadang lelah dan istiqomah adalah dua hal yang tak terpisah!” Kita berjalan bersama, sesekali bertepian, bersentuhan atau saling melengkapi. Area yang berbeda tak lantas menjadikan kita saling melupa, meski jarak dan waktu yang memisah tak jua mau mengalah.

Kau adalah cahaya itu, Kak. Seperti katamu, bahwa darah yang sealiran bukan menjadi jaminan kesepahaman, muasal yang tak sekandung bukan berarti tak kan ada sinambung. Karena kita sama bernenek moyang Bunda Hawa, karena kita saudara dari Rasul tercinta. Karena tak perlu alasan atas timbulnya kasih sayang, karena tak perlu kata untuk menggegaskan hati yang berbincang. Cukup kau tahu bahwa hadirmu mewarnaiku, meski aku hanya mampu membalasmu warna kelabu. Cukup kita tahu, bahwa dunia tak selamanya tempat kita, meski keberadaannya telah mempertemukan kita. Kemudian aku hanya bisa menengahkan pada Tuhan satu doa, untuk berjumpa denganmu hingga di surga. Karena dirimu, salah satu cahaya cintaku.

Teruntukmu, cahaya :

tetaplah di sana, menyilau dunia dengan gelombangmu
walau sekadar berkawan udara

tetaplah di situ, membunuh gelap dengan pesonamu
walau sekadar menelan sendu

namun sesekali,
datanglah ke sini, memendar hati dengan kelembutanmu
walau sekadar menepi pelangi

di hatiku

: untuk secercah cahaya cantik yang terjanji surga, laiknya Hajar yang mulia dan Asiah yang istimewa.

Bandung, 26 Mei 2011
-turut bersedih dengan berkurangnya usia sekaligus bahagia akhirnya menginjak dua tiga. ^^,

*by request, kado kecil untuk Tetehku yang sedang milad hari ini, yang cantik jelita dan baik hatinya. Afwan tidak bisa memberi yang istimewa… ^^, ( Spontanitas di selingi melayani pasien, ;p)
*Ada yang mau dibuatin? Hehe...

Tentang Jodoh

Originally created by Fu

Jodoh itu misteri. Itu yang saya yakini. Orang mungkin hanya bisa memprediksikan bahwa seseorang adalah jodohnya. Ada yang memilih melakukan pencarian bahkan petualangan, namun juga ada yang lebih memilih penantian dalam kesabaran dan keyakinan. Tapi ujung pangkalnya tetap saja berada di tangan Tuhan. Banyak orang yang telah lama menjalin hubungan namun berakhir begitu saja. Tak jarang pula yang sepertinya telah dirasa pasti berjodoh bahkan mendekati hari H, namun harus terputus ditengah jalan juga. Yang pasti manusia itu hanya bisa merencana, menduga, dan berusaha menemukan jawaban atas segala tanya yang mungkin tengah bertahun-tahun memundakinya. Selebihnya Tuhanlah yang berhak membuka pintu misteri-Nya. Berikut kapan, siapa dan dimana.

Jodoh itu rahasia. Itu yang banyak orang bilang pada saya. Boleh jadi ia adalah orang yang memang telah kita kenal dekat, namun bisa pula yang belum pernah kita kenal sebelumnya. Waktu "perkenalan" bukanlah menjadi ukuran peluang orang sekitar menjadi jodoh kita. Karena kenyataannya, tak ada yang bisa menyangka akan cara Tuhan mempersatukan dua hati manusia. Tidak terbatas pada sebuah perjumpaan atau sekadar percakapan dua mata. Tuhan juga bisa bermain untuk menghadirkan dan mengalirkan cinta pada hati yang bahkan tak pernah saling bersua. Karena Tuhan itu punya Kuasa.

Karena jodoh itu istimewa, maka dalam perjalanan menemukannya tentulah harus istimewa pula. Wajarlah bila ada asa yang mengangkasa, ragu yang menderu, bahkan luka yang menganga untuk menemukannya. Kita tidak boleh menyesali sebuah pertemuan yang berakhir menyakitkan, karena tidak pernah ada yang namanya kesalahan takdir. Semua telah Tuhan atur secara rinci. Boleh jadi kita memang harus bertemu dengan orang yang salah terlebih dahulu, sebelum akhirnya Tuhan pertemukan dengan orang yang tepat.

Selalu ada jawaban atas alasan Tuhan menjadikan pertemuan sesungguhnya terasa lama dan penuh tanda tanya.

Mungkin Tuhan ingin menunjukkan bahwa tak selamanya apa yang kita harap dapat mewujud nyata. Tuhan mengajarkan kita untuk belajar semakin memahami-Nya. Melalui doa-doa yang Tuhan tangguhkan ataupun Ia ganti, Tuhan selipkan cinta dalam berjuta hikmah yang seringkali kita ingkari bahkan lupa untuk disyukuri.

Mungkin juga Tuhan ingin menunjukkan bahwa kita tengah berada diantara kefuturan. Tuhan mengingatkan kita kembali bahwa Dialah Sang Maha Segalanya. Melalui keterpurukan, kejenuhan, juga kesedihan, Tuhan sadarkan kita dari kesombongan akan keyakinan yang berlebihan dan tak beralas iman. Karena boleh jadi tanpa sadar kita terkadang angkuh pada penerimaan akan ketetapan Tuhan.

Mungkin juga Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia tengah cemburu pada kita yang menduakan bahkan me-multipelkan diri-Nya. Tuhan menegur kita yang seringkali terlena pada kefanaan cinta dunia, namun menghempaskan cinta kasih-Nya. Tuhan membangkitkan kita untuk kembali bergerak, berjalan juga berlari pada rute dan lintasan-Nya. Karena boleh jadi, kepalsuan niat tak jua lepas dan telah melekat erat pada diri kita. Menyamarkan sejatinya tujuan, yaitu Ridha Tuhan.

Selalu ada jawaban atas alasan Tuhan menjadikan pertemuan sesungguhnya terasa lama dan penuh tanda tanya.

Jika kita dipertemukan dengan orang yang salah, maka bersyukurlah bahwa Tuhan memberikan kita kesempatan memperbaiki diri untuk kemudian mendapatkan yang jauh lebih baik tentunya. Jika belum dipertemukan juga, maka bersyukurlah bahwa Tuhan memberikan kita kesempatan untuk menikmati bentuk lain dari cinta-Nya yang tersebar pada setiap udara sekitar kita. Kemudian jika akhirnya Tuhan pertemukan, maka bersyukurlah bahwa Tuhan tak membiarkanmu sendirian untuk mencapai Ridha-Nya. Dan berbahagialah karena kau telah membuktikan dirimu istimewa, dengan perjalanan istimewa, mendapatkan orang teristimewa, dari Sang Maha Istimewa. 

Bukankah menuju Ridha Tuhan berdampingan lebih mulia dibanding sendirian?


24 Mei 2011

lagi! kontroversi, ;p maaf bila tak sependapat... :) semoga bermanfaat...

*notes by request,
Untuk yang pernah terluka, bangkitlah... Yakinlah Allah sangat menyayangimu...
Untuk yang tengah berproses, tersenyumlah... Semoga Allah permudah segalanya...
Untuk yang telah menemukan, berbahagialah... Semoga Allah tak akan pernah melepas rahmatNya...

Mutiara

Originally created by Fu

dalam setiap partikel yang merapuh, Tuhan selipkan cinta pada kemampuannya yang mengikhlas pada kematian. menggantikannya pada senyuman kerinduan akan kesyukuran pada anugerah kelahiran. seperti buih yang menepi pada samudera lepas, tak jua mengeluh meski terhempas. ketika laut yang menyusu pada muara, tak jua beranjak meski terpenjara. selama langit yang mempertahankan tiangnya menegak, tak goyah meski bumi melonjak.

dalam setiap retak yang menampak, Tuhan berikan perekat yang tak membekas dan beroleh keniscayaan. karena Tuhan selalu berikan senyuman pada setiap jenuh yang tertahan. mengganti yang menganga dengan bahagia.

dalam setiap hati yang memuja, Tuhan ajarkan teka-teki atas rindu bersalut pujian dan berbalut ujian. dimana ruang penuh dengan tanya yang telah tumpah, atas kita yang tak jua menyudah.

namun Tuhan kata, sabar itu mutiara.

23 Mei, 2011
dalam puji tak hingga untuk-Nya

Baret Merah

Originally created by Fu

: teruntukmu
di antara atap dinding yang menyempit
tersebarnya udara,
kau tawarkan sapa pada lekuk pagi
yang mengatur setiap jejak langkah

di keluasan ladang yang  menombak
tertuainya benih,
kau sepuh keringat pada genggaman siang
yang menerjang gelagat gerak raga

di hembusan angin danau yang membelai
terurainya pucuk,
kau ukir alam pada ketajaman pena sore
yang merangkul lelehan canda

di hamparan langit yang menitip
terbenamnya mentari,
kau gores kata pada baret senja
yang mengukir merah di hati

: dan terang senyummu tak terlupa

April-Mei, 2011
Banjaran-Pangalengan-Bogor

*terima kasih untuk semuanya... ^^, atas sapa, senyum, tawa, semangat, genggaman, pelukan, ilmu, dan segalanyaaa... what a great moment n wonderful experience...

#Buat Uffa, speechless... i don't know what i wanna say... poto2 kita bisa sangat menjadi pengganti kala ku merindukanmu, #halah mulai lebay... hiks...hiks...
#Buat Ai, smoga kita bertemu lagi, dan aq harap d kota panas ituu... ;p Amin... kabar2i yaa...\
#Buat Gigiw, sukses yaaahh cunenk, just believe Allah always giv you the best ^^,
#Buat Ajeng, cheeeeerrrss (qt narsis2an ala korea lagih? haha....) Peluk Ajeeeengg... ;p
#Buat Gez, (ayo potooo!!!! dasar sakit jiwa, hheu...) will miss uu Jeeezzzz... gak ada yg bcandanya nyambung lagi haha...
#Buat Pupu, welcome to the reaaality again, bangun yuk ahhh... salam buat adekmu... ;p
#Buat Wawa, hwaaaaaaa... miss u cewek ganteng, (upss...!) salm bwat yaman, fu tunggu undangannya, haha...
#Buat Ulan, belajar ketik sms panjang yaaaaaaaa.... ^^, hehe...
#Buat Fajri, Ajiiiiiii... poto kita kok dikit? hehe.. keep youch me okeh! (Lho! jangan colak colek tapii, heu...)|#Buat Nisa, Ayo kedipkan mata sebelah lalu cheeeeerrrsss...
#Buat Mas Hendro, pasti kau kangen fuu yg suka ngomel2 sambil narik2 tas kalo nanjak, hheu...
#Buat Pak Sugeng, Bapak harus makan yg banyak biar gak kuruuuus, heu... slam bwat anaknya yaa... ^^,
#Buat Pak Darsono, (Aheii.... the most wanted nih, haha....) jangan lupa janjinya ya kalo jdi presiden...
#Buat Pak Ledjar, makasiiiiiih ilmu dan nsihat2nyaaa... Iyaa deeehhh orang jawa ituh baik, hehe.....
#Buat Mbak Lilik, nice to talk about woman n life with uuu... ^^,
#Buat Bu Sendy, maafiin fu yang suka manja dan merepotkan yaaaaaahhh... kangen ceplas ceplosnya ibuu, hehe...
#Buat Pak Yan, hwaaaaaaa... sangat amat terima kasiih, janji yaaa nanti mampir klo smpet k Mjalengka
#Buat Mas Agung, hmm...apa ya? pokoknya te o pe lah koordinasinyaaa... hehe...
#Buat Mbak Rosa, kangen deh diheureuyan mbak Rosa, hehe...
#Buat Pak Wahab, ayo paaakk potoooo, heu...

Buat semuanya, terima kasiiiiiiiiiiiiiiihhh... ^^,

Bunga

Originally createed by Fu

Aku tak kuasa menyamakanmu dengan bunga. Seperti angin yang menyentuhnya lembut agar berbagai sari saling bertaut. Seperti tanah yang mengaguminya pasrah oleh pesonanya menebar indah. Seperti lebah yang menghisapnya penuh untuk merangkai madu menjadi utuh. Seperti cahaya yang memeluknya manis pada kanvas dan kuas lukis. Seperti kita, aku dan kamu, memandangnya berbeda oleh karena ruang dan waktu yang tak sama.

Aku tak kuasa memberimu sekuntum bunga. Saat kutahu senyumnya kan hilang kala terlepas dari batang. Saat kulihat warnanya meredup seiring kelopaknya yang terkatup. Saat kuraba hatinya terkelupas karena raganya yang mengeras. Saat kudengar masanya menyudah oleh kesendiriannya yang terpisah. Saat kita, aku dan kamu, menganggapnya cantik dengan kepalsuan wangi yang menarik.

Aku tak mau memberimu bunga. Bila sedih yang menghujung setelah memetiknya seperti puntung. Bila kesadaranku kembali saat tokonya tak mampu terbeli. Aku tak mau memberimu bunga juga apa-apa.

Yang kutahu aku tak kuasa memberi apapun padamu, untuk sari yang tak terhitung bahkan lebih dari sewindu. Kecuali satu doa yang kupanjat dalam kalbu.

Kau tahu apa itu?

Semoga Tuhan memberi taman bunga di surga untukmu.

2 Mei 2011 ,

*Malem2 ditodong suruh buikinin puisi sama suhuku untuk sahabatnya katanya. Afwan jiddan kalau jelek ya Teteehh... soalnya spontan dan waktunya mepet bnget pula, hehe... ;p

Sayap

Originally creted by Fu

sayap pun memadu kepak. setelah lama perih menahan gemuruh dada yang gemetar, menghimpun tetesan bulir harap yang menguap disulam langit. sesudah lama terasing dunia dalam peta tak berlegenda, menelusuri jejak samar dalam garis kaki yang kian menipis. sekian lama terpisah sejak pena harus diangkat, menyepuh keringat pada sebuah nama yang terlupa. tak ada yang pernah patah, hanya waktu yang membatas nyata. pada rentang seperempat abad sudah.

sayap pun memadu kepak. menebus segala tanya yang akhirnya berbalas jua. mengganti himpunan air mata dengan puji tak berhingga.untuk kamar tak berangka, amplop tak bernama, juga kitab tak beraksara. tak ada pernah pilihan, hanya waktu yang beralas keliru. semenjak tinta mengering guratan.

sayap pun memadu kepak. beriring bersisian dalam serima gerakan. menyapa angin, mentari dan angkasa. menyalami ranting, bunga dan samudera. bertepuk, bergenggam, bergesek melagu harmoni. tak ada yang pernah ragu, hanya waktu yang bersenandung sumbang. karena melodi hati menada rindu.

dan sayap pun memadu kepak. dipertemukan Tuhan dalam manunggal ikatan.

selamat berbahagia Kang Fuady dan Teh Diah... :)
 Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a baynakuma fii khair

30 april, 2011
-fu- ^^,

*Kado  kecil untuk Kg Ahmad Fuady dan T' Diah Martina... ^^,
Telat posting, karena ndak bisa buka fb, saya kirim lewat sms, tapi kek nya ndak kekirim... hehe...

Langkah

Originally created by fu

langkah yang membayang, perlahan memudar di telan petang. manakala gelap tak perlu khawatir, sebab ikrar kemarin kembali terukir. laiknya angin darat yang selalu menepati, pada nelayan yang beranjak pergi. meski awan telah disembunyikan, oleh langit yang mengusir biasan. dalam senyap, juga dingin meratap.

rasanya tak perlu menjumlah langkah kita sendiri, entah itu ragu, terperosok, hingga bimbang yang berapa kali. kita hanya perlu menyimpan, semisal batu dalam ukiran. menggagas, dalam membekas. tentang janji tak terraih, tak ada yg perlu ditagih. kita hanya butuh cermin, meneliti janji mana yang harus dipilin. jika semua tentang mencinta, maka semua tentang diri kita.

biarlah tak usah menilai seberapa langkah yang menjejak, atau juga membekas, memudar, bahkan hanya melayang ombak. sebab ini bukan tentang jumlah yang menyudah, atau nilai yang tertuai. karena kita tak pernah paham bentuk nilai sebenarnya, yang mewujud angka serupa matematika, ataukah puji dan cela yang menggantung paradigma.

 langkah ini tentang diri kita, mengajari rela lalu meraba bahagia. dimana tulus yang terbentang, meluas tak berhingga rasa lapang. meski rindu yang tertahan, tak jua tahu terjawab kapan.

 semua tentang diri kita, kau dan aku, dan arah yang kita tuju. masihkah niat yang melagu, melangkah padaNya dengan terberat rindu?


klinik, 14 April, 2011
*ini bikinnya dibantuin T'hesty (pa bales-bales sms) tapi fu modif lagi, biasaaaa pecinta rimaaa, hehe.... ;p