.Assalamu'alaykum wr wb.
A, pagi ini baru saja fu posting notes untuk adik fu, tentang dia yang harus masuk IPS karena nilainya tidak memenuhi untuk masuk IPA. Huffttt.. tahukah a, fu sampai nangis-nangis pas awalnya... Tapi Alhamdulillah sekarang fu bisa tenang. Skenario Allah itu pasti lebih indah, dan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Meski kadang fu suka berantem sama adik fu, tapi fu sayaaaaaannnnng sama dia. Hmm... jadi kangen dia, kangen mereka Ziegma Elmart Family.... Kangen mama, kangen papa, kangen Ia, kangen Dede....
Ini catatan untuk "Ia", adik pertamaku... baca ya!
Assalamu'alaykum... adikku sayang...
Tadinya teteh sempet nangis pas tahu Ia masuk jurusan IPS. Apalagi teteh nambah sedih pas tahu kalau kamu gak bisa masuk IPA hanya karena nilai Biologi 76 dan Kimia 78, kurang sedikit saja untuk mencapai 79. Tapi nilai Fisika dan Matematika bagus kan? Bahasa Inggris gimana? Alhamdulillah kalau memang bagus. Teteh semakin sakit hati pas tahu kalau masuk jurusan IPA itu ada juga yang bisa nego dengan bayar 2,5 juta. Astagfirullah... pendidikan macam apa ini? Mungkin kita memang orang yang tidak mampu. Tapi, teteh jamin, kalaupun mama dan papa ataupun teteh nanti bisa punya uang segitu bahkan lebih, mereka pun tak akan mau mengambil jalan seperti itu, karena itu jalan yang tidak jujur. Ingat sayang, segala hal yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat ini. Sungguh, kenapa kehidupan di dunia ini terasa pahit, karena surga itu manis. ^_^
Kemarin mama dan papa bilang ""Kalau Yayang keberatan denga keputusan ini, apa teteh Yayang mau memperjuangkannya, kan Yayang punya banyak kenalan guru SMA, siapa tahu bisa nego?", dengan tegas teteh jawab : "Maaf Mah, Yayang tidak suka dengan hal seperti itu, itu nepotisme namanya." Mama bilang : "Berarti Yayang sependapat kan dengan keputusan mama, kalau mungkin ini sudah takdir dari Allah, siapa tahu memang Ia bakan sukses melalui bidang IPS."
Maaf Ia, bukan teteh tidak mau membantu. Teteh kenal dekat sama guru-guru teteh yang ada di SMA, bahkan mereka yang mempunyai jabatan penting di sana. Kalau teteh mau, sekarang juga teteh bisa minta bantuan mereka. Tapi bukan itu yang teteh inginkan, itu adalah dosa, Allah tidak menyukai cara seperti itu.
Ia jangan merasa terbebani oleh teteh. Setiap orang punya jalan sendiri-sendiri. Tidak semua kakak-adik itu "identik" dalam bidang dan bakatnya. Anak yang kembar saja punya perbedaan, apalagi kita yang jelas-jelas lahir di waktu yang sangat berbeda. Bukan berarti karena teteh jadi bidan, Ia harus jadi dokter atau sejenisnya. Tidak profesi/cita-cita paling keren di dunia ini. Apa gunanya titel dokter kalau tidak dijalani serius dan saat lulus menjadi pengangguran. Sebaliknya lebih mulia karyawan biasa namun dia menjalaninya dengan serius dan karena Allah Ta'ala. Ingat, kalau kita yakin pada Allah, segala sesuatu pun sangat mungkin untuk terjadi. Inget ya, Bismillah...
Teteh punya satu cerita. Kemarin saat teteh Bidkom di lembang teteh ngajar TPA. Waktu hari pertama mengajar, teteh menyuruh anak-anak untuk mengenalkan dirinya masing-masing berikut cita-citanya. Nah, ada satu anak yang menurut teteh sangat unik, karena sementara yang lain menyebut ingin menjadi dokter lah, polisi lah, pilot lah, sedangkan dia menyebutkan kalau dia ingin menjadi "tukang kueh". Semuanya langsung tertawa dengan kelucuannya, apalgi emang anaknya menggemaskan sekali. Euh... pokona pengen ngajembel, hehe... Back to discuss, apa salah bila ingin menjadi tukang kue? Eits, tidak salah, siapa tahu dia menjadi pengusaha kue terkenal seperti Kartika Sari, Brownies Amanda, atau toko kue terkenal lainya.
Kalau memang hasil psikotes menunjukan kalau Ia berbakat di bidang IPS, ya memang itulah diri Ia yang sebenarnya. Ia jangan merasa terbebani oleh teteh, ingin seperti teteh, ataupun berpikir harus bisa seperti teteh. Seperti yang teteh bilang, kalau setiap orang punya jalan masing-masing. Ia harus bisa jadi diri sendiri. Insya Allah Ia pun bisa membanggakan mama papa dengan Ia menjadi diri sendiri. Bukankah Ia juga sudah berprestasi dengan menjadi salah satu perwakilan sekolah untuk olimpiade Geografi? Itu juga prestasi adikku. Jujur saja, dulu bahkan nilai Geografi teteh pas-pasan.
Kata mama, nilai-nilai IPS kamu bagus-bagus ya? Berarti memang kamu lebih cocok di bidang IPS. Bukan berarti dengan masuk IPS itu adalah anak yang bodoh, atau murid buangan. Meskipun mungkin di SMA kita itu "kesannya" seperti itu, Ia jangan terpengaruh. Ia harus buktikan kalau Ia juga bisa berprestasi di bidang IPS. Ia harus belajar yang rajin. Ia harus buktikan sama mama papa, kalau Ia juga bisa membanggakan mereka dengan Ia masuk IPS.
Sambil menjalani mata pelajaran IPS nanti, Ia harus sudah mulai berpikir akan memilih bidang apa. Akuntansi kah, Ekonomi kah, Sejarah kah, Geografikah, atau kah-kah yang lain, hehe... (Teteh lupa, pelajaran IPS teh apa saja sih? Hehe...) Siapa tahu nanti Ia bisa menjadi akuntan hebat, ahli ekonomi hebat, staf manager di BANK, atau bisa juga jadi Sejarawati hebat. Euuh... banyak banget kan peluangnya? Hayo.. hayo... pilih yang mana? Hehe... Nah, tapi semua itu hanya bisa diraih dengan "keseriusan" Ia dalam belajar, dan jangan lupa "Bismillah..."
Ia jangan terlalu banyak main lagi. Inget, mama sama papa udah banting tulang membiayai sekolah anak-anaknya. Jangan sampai mengecewakan mereka. Ayo semangat kita pasti bisa!!! Ia pasti bisa!!! Mumpung belum dijalani, niatkan dari sekarang kalau Ia akan serius dalam belajar. Berjanjilah pada diri sendiri kalau semuanya ini Ia lakukan untuk Allah Ta'ala, kedua orang tua, semua keluarga, dan terutama untuk kebaikan Ia sendiri. Semangaaaattt!!! Yayang yakin Ia pasti bisa.... harus bisa... dan memang pasti bisa... !!!
Yayang, Ia dan Dede pasti bisa membanggakan mama dan papa, dengan cara masing-masing, karena setiap anak itu berbeda bakatnya... ^_^
Bandung, 270610
Yayang
_yang selalu merindukanmu_
Tadinya teteh sempet nangis pas tahu Ia masuk jurusan IPS. Apalagi teteh nambah sedih pas tahu kalau kamu gak bisa masuk IPA hanya karena nilai Biologi 76 dan Kimia 78, kurang sedikit saja untuk mencapai 79. Tapi nilai Fisika dan Matematika bagus kan? Bahasa Inggris gimana? Alhamdulillah kalau memang bagus. Teteh semakin sakit hati pas tahu kalau masuk jurusan IPA itu ada juga yang bisa nego dengan bayar 2,5 juta. Astagfirullah... pendidikan macam apa ini? Mungkin kita memang orang yang tidak mampu. Tapi, teteh jamin, kalaupun mama dan papa ataupun teteh nanti bisa punya uang segitu bahkan lebih, mereka pun tak akan mau mengambil jalan seperti itu, karena itu jalan yang tidak jujur. Ingat sayang, segala hal yang kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat ini. Sungguh, kenapa kehidupan di dunia ini terasa pahit, karena surga itu manis. ^_^
Kemarin mama dan papa bilang ""Kalau Yayang keberatan denga keputusan ini, apa teteh Yayang mau memperjuangkannya, kan Yayang punya banyak kenalan guru SMA, siapa tahu bisa nego?", dengan tegas teteh jawab : "Maaf Mah, Yayang tidak suka dengan hal seperti itu, itu nepotisme namanya." Mama bilang : "Berarti Yayang sependapat kan dengan keputusan mama, kalau mungkin ini sudah takdir dari Allah, siapa tahu memang Ia bakan sukses melalui bidang IPS."
Maaf Ia, bukan teteh tidak mau membantu. Teteh kenal dekat sama guru-guru teteh yang ada di SMA, bahkan mereka yang mempunyai jabatan penting di sana. Kalau teteh mau, sekarang juga teteh bisa minta bantuan mereka. Tapi bukan itu yang teteh inginkan, itu adalah dosa, Allah tidak menyukai cara seperti itu.
Ia jangan merasa terbebani oleh teteh. Setiap orang punya jalan sendiri-sendiri. Tidak semua kakak-adik itu "identik" dalam bidang dan bakatnya. Anak yang kembar saja punya perbedaan, apalagi kita yang jelas-jelas lahir di waktu yang sangat berbeda. Bukan berarti karena teteh jadi bidan, Ia harus jadi dokter atau sejenisnya. Tidak profesi/cita-cita paling keren di dunia ini. Apa gunanya titel dokter kalau tidak dijalani serius dan saat lulus menjadi pengangguran. Sebaliknya lebih mulia karyawan biasa namun dia menjalaninya dengan serius dan karena Allah Ta'ala. Ingat, kalau kita yakin pada Allah, segala sesuatu pun sangat mungkin untuk terjadi. Inget ya, Bismillah...
Teteh punya satu cerita. Kemarin saat teteh Bidkom di lembang teteh ngajar TPA. Waktu hari pertama mengajar, teteh menyuruh anak-anak untuk mengenalkan dirinya masing-masing berikut cita-citanya. Nah, ada satu anak yang menurut teteh sangat unik, karena sementara yang lain menyebut ingin menjadi dokter lah, polisi lah, pilot lah, sedangkan dia menyebutkan kalau dia ingin menjadi "tukang kueh". Semuanya langsung tertawa dengan kelucuannya, apalgi emang anaknya menggemaskan sekali. Euh... pokona pengen ngajembel, hehe... Back to discuss, apa salah bila ingin menjadi tukang kue? Eits, tidak salah, siapa tahu dia menjadi pengusaha kue terkenal seperti Kartika Sari, Brownies Amanda, atau toko kue terkenal lainya.
Kalau memang hasil psikotes menunjukan kalau Ia berbakat di bidang IPS, ya memang itulah diri Ia yang sebenarnya. Ia jangan merasa terbebani oleh teteh, ingin seperti teteh, ataupun berpikir harus bisa seperti teteh. Seperti yang teteh bilang, kalau setiap orang punya jalan masing-masing. Ia harus bisa jadi diri sendiri. Insya Allah Ia pun bisa membanggakan mama papa dengan Ia menjadi diri sendiri. Bukankah Ia juga sudah berprestasi dengan menjadi salah satu perwakilan sekolah untuk olimpiade Geografi? Itu juga prestasi adikku. Jujur saja, dulu bahkan nilai Geografi teteh pas-pasan.
Kata mama, nilai-nilai IPS kamu bagus-bagus ya? Berarti memang kamu lebih cocok di bidang IPS. Bukan berarti dengan masuk IPS itu adalah anak yang bodoh, atau murid buangan. Meskipun mungkin di SMA kita itu "kesannya" seperti itu, Ia jangan terpengaruh. Ia harus buktikan kalau Ia juga bisa berprestasi di bidang IPS. Ia harus belajar yang rajin. Ia harus buktikan sama mama papa, kalau Ia juga bisa membanggakan mereka dengan Ia masuk IPS.
Sambil menjalani mata pelajaran IPS nanti, Ia harus sudah mulai berpikir akan memilih bidang apa. Akuntansi kah, Ekonomi kah, Sejarah kah, Geografikah, atau kah-kah yang lain, hehe... (Teteh lupa, pelajaran IPS teh apa saja sih? Hehe...) Siapa tahu nanti Ia bisa menjadi akuntan hebat, ahli ekonomi hebat, staf manager di BANK, atau bisa juga jadi Sejarawati hebat. Euuh... banyak banget kan peluangnya? Hayo.. hayo... pilih yang mana? Hehe... Nah, tapi semua itu hanya bisa diraih dengan "keseriusan" Ia dalam belajar, dan jangan lupa "Bismillah..."
Ia jangan terlalu banyak main lagi. Inget, mama sama papa udah banting tulang membiayai sekolah anak-anaknya. Jangan sampai mengecewakan mereka. Ayo semangat kita pasti bisa!!! Ia pasti bisa!!! Mumpung belum dijalani, niatkan dari sekarang kalau Ia akan serius dalam belajar. Berjanjilah pada diri sendiri kalau semuanya ini Ia lakukan untuk Allah Ta'ala, kedua orang tua, semua keluarga, dan terutama untuk kebaikan Ia sendiri. Semangaaaattt!!! Yayang yakin Ia pasti bisa.... harus bisa... dan memang pasti bisa... !!!
Yayang, Ia dan Dede pasti bisa membanggakan mama dan papa, dengan cara masing-masing, karena setiap anak itu berbeda bakatnya... ^_^
Bandung, 270610
Yayang
_yang selalu merindukanmu_
Miss them so much....
Sudah hampir 3 bulan tidakk bertemu... T_T
0 komentar:
Posting Komentar