Jumat, 31 Desember 2010

Cahaya

Assalamu'alaykum wr wb....
Aa...aaaaaa... afwan ya, fu udah lama gak posting di sini, hehe... something trouble, fu baru isi ulang pulsa modem-nya, hehe.... Di penghujung tahun 2010 menurut kalender Masehi, fu menulis seuah puisi prosa, mau menyimakkah? Artikan ya.... ^^


Baru saja sekelebat cahaya menyerang pupilku yang akhir-akhir ini meradang. Ia hinggap menutup kelopak yang sudah berbulan-bulan ini tampak riang. Cahaya itu terang benderang. Seterang percikan kilau yang kau taruh di telapak tanganku yang melayang. Melebur dengan kegelapan yang dihadiri beribu gemintang. Menghadirkan diam dalam riuh rendah yang tenang.

Cahaya itu mengetuk gendang telingaku perlahan. Memberikan salam yang dibumbui segaris senyuman. Menyelendup masuk lalu membisikkan senandung kerinduan. Cahaya itu merdu nian. Semerdu rentetan harmoni yang kau kisahkan untuk mengerlingkan bibirku tanpa kiasan. Membaur dengan keheningan yang mengudara enggan. Menghadirkan diam dalam gemuruh kelembutan.

Tak cukup sampai disitu. Cahaya itu menyelinap dalam celah pori kulit yang melayu. Mengalir dalam pembuluh-pembuluh menuju tempat sesuatu. Mengubah keretakan dengan sentuhan yang sendu. Cahaya itu halus tersipu. Sehalus frekuensi yang kau hantarkan dalam jarak tak terkira dalam pesan Tuhan untukku. Memadu dengan sakit yang merakit, gelisah yang meresah atau gundah yang menyudah pada hatiku. Menghadirkan diam dalam kehampaan yang menderu.

Cahaya itu lalu berhenti. Mengabarkan sebuah berita yang sebenarnya telah kuketahui. Bahwa malaikat-malaikat dan Jibril menghadap Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun, itu sudahlah pasti. Aku hanya membela bahwa kau dan cerminmu tak pernah sengaja kuusik atau kusakiti. Kemudian cahaya itu hilang meninggalkan teka-teki. Tidak ke barat, utara, timur ataupun selatan ia pergi. Tak kulihat lagi, tak kudengar lagi, tak kurasa lagi. Mungkinkah ia merasuki tubuhku yang masih mematung berdiri?

Ah, sudahlah, kini telah timbul tugas baru, meresapi seruan terakhirnya yang tak genap kudengar, terekam berulang-ulang…  “…jamiilan…jamiilan…jamiilan.

Bersama angin malam di penghujung tahun
_Fu_



*Maaf…

Gimana... bagus tak? hehe... Hmm... untukmu, untukku, untuknya, untuk kita semua, pada-Nya...

0 komentar: