Senin, 13 Desember 2010

Restu Mama untuk Menikah

Assalamu’alaykum wr wb…

Apa kabar, a? rindukah pada fu-mu ini? Hehe….

Hmmm…kali ini fu akan membicarakan hal serius, a. Ya, hal serius. Namun, sebelum itu, fu ingin bilang dulu kalau Alhamdulillah pada akhirnya fu bisa dapet buku Habibie & Ainun. Horeeee!!! Buku itu langsung fu baca. Tapi baru fu baca 5 BAB saja, itu pun tadi di elf perjalanan pulang ke Majalengka. Hari ini cukup melelahkan. Selain nyari buku Habibie & Ainun yang akhirnya fu dapet di Gramed Merdeka dengan harga yang lumayan sedikit mahal, hehe…. Delapan puluh ribu soalnya. Untung udah punya gaji sendiri yaa… Hehe… Bukunya bagus, A. Bagus sekali. Baru fu baca 5 BAB tapi udah keren banget. Nanti aja ya fu certain tentang bukunya setelah fu baca semua, OK! Tadi fu keliling di daerah kalapa. Nyari sepatu buat ulang tahun De Mozza sebagai hadiah. Haduuuh… itu susah sekali nyari sepatu buat sekolahnya, meni harus item2 semuaaa… dan sepatu type itu emang agak susah dicari. Finally ketemu juga, dengan harga standar lah… Alhamdulillah… senangnya bisa memberi sesuatu dengan uang hasil jerih payah sendiri ya, A… ^_^ Selain itu juga fu beliiin kaos kaki buat De Mozza plus buat Ia juga. Maklumlah kalau di Majalengka harganya mahal. Kalau di Bandung ka nada yang murahnya. Hwaaa… kalau jadi wanita memang harus perhitungan dan pandai berhitung, soalnya bagaimanapun nanti kan harus mengatur keuangan keluarga kalau sudah berumah tangga. 

Bicara tentang rumah tangga…. Sebenarnya topik itulah yang akan fu bahas kali ini, A. Hmm… akhirnya tadi fu memberanikan diri untuk berdiskusi mengenai pernikahan, calon suami, rumah tangga, dan something like that sama mama. Hmmm,,, tadi di awal diskusi sebenarnya tiba-tiba papah dan mamah yang ada di kamar fu nyeletuk membicarakan ini.

Mama : “Haduh… gimana ya nanti kalau yayang harus nikah dalam waktu dekat?
Fu : “Aaahh… Ma, gak akan dekat2, paling cepet kan yayang inginnya akhir tahun depan, hehe… Lagian kan yayang udah bilang, yayang mau nikah dari uang yayang sendiri.”
Papah : “Bohong ketang yang, gak apa-apa kalau jodohnya datang sekarang-sekarang mah, ya udah nikah ajah.”

JLEB! Jawaban papa itu mengagetkan fu. Jujur aja. Apalagi sebelumnya fu gak pernah sama sekali membahas masalah pernikahan sama papa. Setelah itu obrolan berlanjut sama mama, sementara papa masuk kamarnya sendiri menikmati tontonan televisi di TV ONE. Saat tadilah fu benar-benar membuang segala rasa ragu dan malu fu untuk curhat sama mama. Tadi ba’da sholat maghrib fu udah pesen sama mama kalau fu mau curhat sama beliau. 

Hal pertama yang dibahas adalah mengenai konsep pernikahan dan resepsinya. Alhamdulillah ternyata mama punya kesepahaman yang sama dengan Fu. Seperti tidak mau berlebihan, tidak usah pakai adat-adatan, tidak perlu terlalu ramai. Kata mama, kalau bisa mah secara kekeluargaan saja juga gak apa-apa. Yang penting itu kan doanya. Yang paling membuat hati fu terenyuh dan ingin sekali segera memeluk mamah adalah saat mama bilang gini : “Daripada harus dipakai untuk pesta yang besar-besaran, lebih baik uangnya dikasih buat kamu dan suamimu buat bekal kalian berumah tangga.” Ya, mama memang sederhana orangnya, beliau sangat bersahaja dan tidak terlalu suka kemewahan dan juga sifat berlebih-lebihan. Dan yang tidak fu sangka dan membuat fu takjub adalah setiap pendapat mama yang ternyata sama dengan fu. “Mama mah tidak akan setuju kalau seperti pesta standing party, terus rame-ramean gak jelas dan justru jauh dari inti tujuan pernikahan, itu kan tidak sesuai dengan yang agama kita ajarkan.” Alhamdulillah…. Ternyata mama sepaham dengan fu. Saat fu bilang kalau fu tidak mau harus dicukur alis, terus gak mau akadnya direndengin sama calon suaminya, terus gak mau pake adat-adatan, mama juga setuju. “Yang penting itu doanya, berkah dari ALLAH-nya, itu jauh lebih penting dari segalanya.” Alhamdulillah… Memang sebenarnya mengenai proses resepsi yang di gedung lah atau memakai EO dan sebagainya itu adalah trend zaman sekarang. Kata mama, “Kecuali kalau memang nanti kita punya rezeki lebih, dan yayang juga ada rezeki ingin pake pesta yang besar-besaran, itu lain lagi. Ya, kalau tidak ada mah tidak perlu dipaksakan. Yang penting itu kan pernikahannya sah dan barokah, didoain sama banyak orang.” Ya, mama begitu bijak. Hmm… mungkin mama mengerti bahwa anaknya ini telah dewasa dan sudah waktunya untuk dilamar orang (hehe…).

Hal kedua yang dibahas adalah mengenai calon suami. Mama bertanya mengenai siapa saja yang dekat sama fu. Ya, fu jawab saja memang tidak ada. Tapi akhirnya fu juga cerita mengenai beberapa orang yang dijodohin sama kakak tingkat fu lah, atau orang yang kadang menghubungi fu nyerempet2 soal itu lah, dan sebagainya. Hingga akhirnya fu cerita mengenai yang ada di hati fu sebenarnya. Yang mungkin sudah tidak boleh disimpan lagi, dan mungkin memang tidak bisa “diperjuangkan”. Ah, ya… terlalu banyak halangan dan rintangan serta perbedaan antara kami berdua. Hmmm…. Mama bilang, “ Tidak apa-apa kalau memang nanti ada yang ingin melamar kamu, istikharah saja. Mama tidak akan melarang sama sekali.” Ya Allah…. Itu rasanya legaaa sekali… hal yang akhir-akhir ini menggangganjal di pikiran fu terjawab juga. Alhamdulillah… rasanya lega setelah mendapat restu itu dari mama. Ya, fu cerita sama mama, kalau fu takut bila nanti suatu saat ada yang melamar fu, dan orang itu adalah bukan orang yang fu harapkan. Astagfirullah… fu takut untuk menolak, apakah boleh? Atau seperti apa aturannya. Fu juga takut kalau nyatanya fu belum siap atau sebagainya. Dan Alhamdulillah… mama melegakan hati fu dengan memberi restu, “istikharah saja, sayang….”.

Saat fu Tanya, “Mama ingin suami fu seperti apa?”, mama langsung dengan tenang menjawab, “Yang penting itu lihat agamanya dulu, biar bisa menjadi imam yang baik bagi kamu, lalu setelah itu yang penting punya penghasilan sendiri, gak usah yang kaya karena harta orang tua, justru yang baik adalah yang mau sama-sama berjuang dengan kamu, lalu soal keturunan dan fisik, insya ALLAH yang seperti itu mah mengikuti biasanya. Satu hal lagi yang penting yaitu, dia sayang sama kamu.” Alhamdulillah… Mama sepaham lagi dengan fu. 

Entah kenapa dari dulu juga fu selalu punya impian ingin punya suami yang bisa diajak sama2 berjuang, dari nol. Fu mencontoh mama dan papa yang memang berperih2 ria bersama dari nol. Mungkin karena itu yang ditanamkan mama dan papa, fu malah merasa tidak masalah harus ngontrak rumah yang sederhana dulu dan belajar mandiri, jauh dari kedua orang tua kami. Dan dari dulu fu tidak pernah tertarik dengan lelaki yang suka petantang petenteng bawa mobil buat pamer. Fu lebih suka yang sederhana. Ah, ya… mungkin karena impian fu juga kita nantinya lebih banyak sama-sama jalan kaki bersama. Sudah terlalu lama fu jalan kemana-mana sendirian, jadi asalkan dengan suami nantinya, naik angkot pun fu rasa tidak masalah. Nanti kalau ada rezeki, kita beli mobil bareng-bareng aja ya…. ^_^ Ya, yang penting punya pekerjaan dan berpenghasilan yang halal. Insya ALLAH, kan fu juga nanti bisa membantu sedikit2 dari honor fu menulis atau nanti dari gaji bekerja sebagai bidan, atau malah ke depannya bisa buka klinik, sendiri, amin… Fu ingin seperti bunda khadijah, yang bisa membantu Rasul dalam masalah financial untuk dakwah. Tapi fu juga ingin seperti bunda Aisyah, yang bisa memanjakan Rasul dengan kecerdasan dan keromantisannya. Dan fu juga ingin seperti Bunda Fathimah, yang bisa sabar menjalani hidup bersama Ali. Bagi Fu, kisah Rasul itu adalah teladan yang paling baik dan memang harus kita contoh, daripada harus berpusing ria mencontoh kisah-kisah lain, a. Selain teladan terdekat kita, yaitu kedua orang tua kita. Untuk masalah fisik, Alhamdulillah juga entah kenapa fu tidak terlalu memikirkan yang berlebihan. Asal senyumnya manis, itu saja, hehe... Asal Aa bisa menggenggam tangan fu saat sedih, memberikan pundak untuk fu sejenak menangis, dan memberi tatapan teduh untuk menenangkan fu, insya ALLAH bagi fu itu cukup.

Ah, ya… fu juga selalu ingat firman ALLAH bahwa wanita yang baik untuk lelaki yang baik begitu juga sebaliknya. Dan  fu selalu percaya bahwa ALLAH itu Maha Adil. Dan semuanya telah tertulis di Lauhul Mahfudz-Nya. ^_^

Hal ketiga yang dibahas adalah bagaimana kalau jodohnya datang sekarang ini? Apakah mama dan papa akan mengizinkan? Lalu nanti bagaimana dengan saudara2 fu yang lain? Bibi-bibi fu yang belum menikah? Mama dengan tenang jawab gini, “Ya nggak apa-apa. Masalah jodoh itu benar-benar rahasia ALLAH. Itu tidak bisa kita ingin-inginkan cepat datangnya atau kita tolak-tolak. Kalau memang sudah waktunya, ya segera ALLAH pertemukan. Kamu jangan mikir tentang saudara yang lain, gak apa-apa. Meskipun memang di keluarga mama itu banyak yang usia lanjut nikahnya, ya kamu jangan jadi gak enak sama mereka. Kerasa sama mama dulu, sebenarnya kalau mama harus nggak enak sama saudara yang lain, mau umur berapa coba mama nikahnya, usia 26 tahun saja mama rasa sudah telat.” Alhamdulillah… mama sepaham lagi sama fu. Mama bilang dulu mama juga nikahnya secarra sederhana sekali. Bahkan mama  dan papa menikah pake uang gaji mereka masing-masing, tanpa bantuan orang tua. Ya maklum, karena zaman dulu, mama dan papa berasal dari keluarga biasa saja yang prihatin. Dan maka dari itu, fu sangat kagum sama mama dan papa yang memulai segalanya bersama-sama dari nol, hingga Alhamdulillah kondisinya lebih baik seperti sekarang ini. 

Saat fu ingin banyak bercerita lagi dengan mama, mama bilang disambung dulu, soalnya mama mau tidur, takut kesiangan besok, kan mama mau ngantor. Ya sudah, akhirnya pembicaraan dicukupkan sampai situ. Hmm… sebenarnya banyak sekali hal yang diceritakan, hanya saja ada beberapa yang tidak bisa fu ceritakan disini, A… Hmm…sekarang fu tanya, kapan Aa mau tanya sama fu? Hehe… ^_^

Alhamdulillah....alhamdulillah...Alhamdulillah.... Allahu Akbar... Fu lega... Fu lega setelah mencurahkan segala isi hati fu sama mama. Fu lega... Ternyata mama bijak. Ternyata tidak sesuai prasangka fu, bahwa mama akan melarang fu untuk menikah sekarang-sekarang. Alhamdulillah mama sudah memberikan izin, kata mama, ya kalau jodohnya datang sekarang, ya kenapa nggak?

Ah, sudah malam… selamat tidur, A… ^_^

2 komentar:

Anggit Paramadita mengatakan...

Git tunggu undangan nya ya :D
cieee yang mau menikah >.<

Foezi Citra Cuaca Elmart mengatakan...

Amin ya Allah... amin... fu aminkan saja ya... gak mau menduga2... hehe... lagipula ini kan baru restu saja, sayang... ^^