Senin, 07 Februari 2011

Jatuh Cinta?

Originally created by Fu

Saat sebuah fitrah rasa hadir, saya hanya bisa berdoa.

Tidak mau berharap untuk bertemu apalagi bertatap muka. Mungkin karena saya terlalu takut bahwa yang hinggap di hati saya itu bukanlah yang terpilih untuk saya. Saya hanya selalu berdoa pada Allah : “Ya Allah… bila suatu saat itu tiba, biarkanlah semua indera saya tak bermakna sementara, kecuali satu hal saja, izinkan hati saya yang bicara.”

Cukuplah harmoni kata yang tercipta menjadi sebuah kenangan saja. Bahwa untuk bisa mendengar dan berujar bersama yang terpilih untuk saya, saya harus melewati sebuah dinamika, yang setiap awal dan akhirnya haruslah bermuatan kesyukuran pada-Nya.

Tidak mau saling bersua meski hanya saling menyapa mata. Karena saya merasa hanya manusia biasa, takut bahwa setan hinggap daripadanya, hingga bisa mengotori hati dan pikiran saya. Saya hanya selalu berdoa pada Allah : “Ya Allah… bilapun hati saya harus bergetar karena sebuah kejujuran pandangan, maka getarkanlah hanya oleh ia yang Kau pilih untuk saya saja.”

Cukuplah rona dan senyum yang ada menjadi sebuah elegi sekejap mata. Bahwa kuasa Allah yang bisa membuat saya tersenyum gembira juga tertawa bahagia. Yang dengan itu juga Allah menyadarkan saya bahwa setiap jiwa berada dalam genggaman-Nya dan bisa Dia bolak-balik hatinya sekehendak-Nya.

Biarlah orang bilang saya munafik ataupun hina. Tapi saya tidak mau memaksa. Setiap yang Allah berikan untuk saya adalah sesuatu hal yang harus saya terima. Saya hanya takut, bahwa saya mendahului apa yang Allah takdirkan untuk saya. Saya hanya khawatir, bahwa saya tidak bisa menjaga hati saya untuk tidak jatuh cinta.

Semua yang pernah, sedang, dan akan dialami sebelum saya bertemu dengan yang terpilih untuk saya, maka saya anggap sebagai sebuah persimpangan rasa, bukan apa-apa.

Maaf, saya tidak akan pernah jatuh cinta! Karena cinta hanya akan saya berikan untuk yang Allah takdirkan untuk saya. Dan itu bukan jatuh cinta, tapi bangun cinta!
Setiap Allah memberi saya sebuah fitrah rasa, maka saya hanya bisa membalutinya dengan kesyukuran, bergegas untuk mengendalikan, dan mengambilnya menjadi sebuah pembelajaran. Amin. Insya Allah

Jatuh cinta? Tidak mau! Bangun cinta? Menanti waktu! ^^

*I always wait my prince. If you are my prince, that’s mean I always wait you…

-setengah dua belas malam-
7 Februari, 2011

!Ah, dari dulu karakter saya memang ungu…


0 komentar: