Kamis, 14 Juli 2011

Hati Wanita

Assalamu'alaykum wr wb...

Hanya sedang ingin meracau, tak apa-apalah kalau pun kacau. karena ini memang meracau... :p

Bila mungkin sebagian besar wanita memiliki hati yang begitu mudah diketuk, disentuh dan diluluh. ternyata itu tidak terjadi pada aku. Aku sangat susah sekali untuk menyukai sesorang, namun bila sekalinya suka sangat sulit sekali untuk lupa. Namun, aku selalu percaya bahwa hati ini digenggam oleh Allah, oleh karena itu sangatlah mudah bagi Allah untuk membolak-balik sekehendak-Nya.

Tapi ternyata bagaimanapun hati wanita (seperti aku : red) bisa ditaklukan seiring berjalannya waktu. Hmm... lebih tepatnya seperti mainan layangan, alias tarik ulur. Hati wanita itu tidak terlalu suka pada keagresifan yang ingin memasukinya, tapi ia juga tidak mau pada keacuhan yang berlebihan. Jadilah seperti layangan, tarik ulur, namun jangan terus menerus seperti itu juga. Karena suatu saat ia akan bosan dan memilih angin pergi membawanya, putus dari benangnya.

Hmm...aku juga tak mengerti seperti apa hati pria itu dibuat. terkadang mereka seenaknya menaruh rasa pada kita tanpa mempertanggungjawabkannya. Sementara di lain sisi, ada hati yang lain yang dengan tulus menanti uluran tanganku, merapalku, setia menanti, dengan segala keacuhanku. Tapi, kata Allah yang namanya kesabaran itu selalu berbuah manis. Ah, entahlah... aku tidak pernah mengerti masalah seperti ini.

Bilapun suatu saat ada yang mampu menggamit hatiku, lalu tak ada lagi halangan, rintangan, alasan, ketakutan, kekhawatiran, atau apapun, maka aku rasa hanya ia lah yang berani yang berhak untukku. Ia yang tidak membuatku berada dalam kebimbangan yang teramat menyesakkan.

Yang pasti aku  selalu percaya bahwa Allah itu sangat baik hati. Takdir Allah itu memang samar, tapi bukan berarti ia dipasrahkan tanpa diusahkan. Begitu juga hati wanita, hanya bisa dipertahankan dengan kesungguhan dan kepercayaan serta tindakan yang konsisten, bila berkurang sedikit saja, boleh jadi ia bisa berubah sedikit dei sedikit. Allah, aku serahkan ini perlahan...

*dengan leleahan air mata, rasa ini menyesakkanku, sungguh!!!

0 komentar: