Kamis, 13 Januari 2011

Ibu Rumah Tangga

A, tadi fu ngobrol-ngobrol sama salah satu karyawan klinik. Mengenai Ibu Rumah Tangga. Kita berdua sama-sama "ngebet" (halah.... halah...lebay!) nikah muda. Padahal usia dia baru 18 tahun. Tapi dia cukup nyambung untuk diajak diskusi mengenai "Tanggung jawab" setelah menikah. Hal yang tadi kita bahas yaitu mengenai Ibu Rumah Tangga  dengan segala konsekuensinya. Ya, karena memang fu sangat ingin jadi ibu Rumah Tangga yang baik. Pokoknya gak mau jadi wanita karier yang kerja kantoran, apalagi kalau harus kerja di RS, Rb atau puskesmas. Fu memang sangat ingin jadi bidan swasta saja. Buka klinik sendiri. Biar setiap hari bisa melihatmu dari awal berangkat kerja sampai pulang. 

Mulai dari bangun pagi, membuat sarapan, menyiapkan bajumu, membuatkan bekal makanan, menyiapkan perlengkapan kerjamu, mencium tanganmu, lalu mendapat kecupan di kening sebelum kau berangkat kerja. Bila belum memperoleh izin praktek bidan, fu akan menghabiskan waktu dengan menulis, membaca, atau kegiatan bermanfaat lainnya, dan tentu saja juga memasak untuk kau pulang kerja.Ah... itu sangat menyenangkan. Selain itu fu sangat ingin mengasah bakat menjahit fu yang sebenarnya sudah ada sejak kecil, hanya saja tidak dikembangkan. 

Mungkin fu memang termasuk para bidan minoritas yang punya rencana dan impian hidup seperti itu., What? Jadi ibu rumah tangga? Kamu memang aneh, fu. Begitulah yang sering dibilang teman-teman saat fu mengutarakan hayalan fu. Fu memang orang rumahan dari dulu. Bukan tipe orang yang cepat bosan dengan satu kegiatan, situasi atau tempat. Fu lebih memilih menghabiskan waktu di rumah. Banyak hal yang bisa dikerjakan. Fu masih inget waktu kecil fu sering membuatkan baju dari kain bekas untuk boneka-boneka barbie fu. Itu sekitar kelas 4 SD lho, a... Nenek yang ngajarin. She is the best teacher after my mother...^^ Fu juga udah bisa ngejahitin boneka fu yang robek (maklum itu boneka kesayangan banget) sampai tambal-tambalannya dimana-mana. Ya, mungkin karena anak pertama kali ya, fu memang telah dituntut mandiri sejak kecil.

Ya, mandiri. Bisa masak sejak SD. Fu emang dari dulu seneng coba-coba buat masakan, apa aja. Yang ada di lemari es fu modif. Fu memang tidak "Pintar" memasak, tapi kalau dbilang bisa sih Insya ALLAH... Sejak SD sepulang sekolah sambil menunggu buat sekolah agama, fu sering masak mulai dari nasi, lauknya, sayurnya, buahnya, semua fu siapin. Jadi kalau mama dan papa pulang, semuanya udah siap. Wah... fu kangen banget suasana dan semangat fu yang seperti itu. Karena sekarang ini memang jarang sekali. Jadi, sekarang pun sangat ingin mengembangkan ilmu memasak fu, ya biar bermanfaat berarti harus nikah ya, kan jadi bisa buatin buat Aa tiap hari. (PLAK! Kesana lagiiii.... ;p) Fu seneng liat acara masak memasak, suka liat majalah resep masakan. Suka pokoknya. Entah kenapa. Jadi fu pengen mengamalkan pengetahuan fu mengenai makanan yang udah bejibun gini di otak, tiap ada resep baru langsung ngebayangin. Oh gini, ya gini. Tapi susah cari waktu buat mengamalkannya. Ah, mungkin nanti untukmu, ya A,,,^^

Adik-adik fu saja sampai sekarang cuma baru bisa masak mie dan telor saja. Dan mereka keukeuh, terutama De Mozza, untuk selalu liat fu kalau masak. Katanya pengen bisa kayak Teteh. Sekali waktu mereka pernah bertanya mengenai suatu resep yang memang cukup mudah, dan fu kasih, ternyata gagal. Hehe... Lalu mereka bilang, "Teteeeeeeeehhhh, cepet pulang.... kangen masakannya." Haha... Dua adikku itu kadang menggelikan memang. Manja. Dan saya harus memanja mereka. Lalu siapa yang memanja saya? Aa saja ya? haha... (PLAK!)

Pokoknya fu sangat terinspirasi dengan kisah Bu Ainun dan Pak Habibie. Di zaman dimana wanita karier lebih diinginkan, beliau memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, bahkan saat tinggal di negeri orang. mengurus rumah, mengurus suami, mengurus anak. Semuanya terbayang begitu menyenangkan. Bukankah kalau kebosanan, atau kejenuhan itu tergantung dari bagaimana kita menjalankan dengan penuh keikhlasan dan kesyukuran? Ah, ya....

Fu sangat ingin jadi ibu rumah tangga. Bisa memasak untukmu. Membuatkan masakan berbeda tiap harinya. Mulai dari makanan berat sampai cemilan. Fu juga suka bikin kue lho, a. Ya meskipun gak pinter2 amat. Tapi percayalah kalau Idul Fitri akan tiba, Fu lah yang selalu buat kuenya. Bahkan ada satu resep kue, namanya kue "wijen" yang emang renyah banget disukai keluarga besar fu. Bahkan mereka selalu minta fu untuk membuatkannya. Jihaaaaa.... senangnya bisa bermanfaat untuk orang lain, apalagi untuk keluarga sendiri. Ah, pokonya nanti kalau udah nikah, fu akan membeli buku resep yang banyak, biar bisa buatin makanan yang berbeda untuk Aa setiap harinya...^^

Makanya kenapa fu ingin jadi ibu rumah tangga. Selain memang insya Allah besar pahalanya, namun juga mesra dan penuh cinta. Fu ingin menjadi orang yang pertama kali kamu lihat sepulang kerja, mengelap keringat, menyiapkan air untuk mandi, menyiapkan makanan, mendengar keluh kesahmu, atau sekadar menyiapkan bahu saat kau membutuhkan. Ya, fu rasa tidak ada salahnya hari-hari diisi dengan menulis, memasak, menjahit, membaca, dan banyak hal lagii... Fu kan orangnya gak bisa diem, gak suka ke-statis-an. Jadi insya ALLAH tidak akan ada kejenuhan.

Ah, mungkin karena fu juga aneh kali ya, tidak seperti orang-orang lainnya. Yang sudah mengenyam cinta dan hubungan bersama ikhwan sebelum menikah. Jadi rasanya kerinduan yang membuncah padamu juga ya fu rasakan dan fu persiapkan untukmu. Maka dari itu, rasanya tidak berlebihan kalau fu memang lebih ingin menjadi yang bermanfaat untukmu...

Selalu menantimu, A...

*Ah, nanti meracaunya kebablasan. Fu sudah ingin tidur, selamat malam, A....^^

0 komentar: