Senin, 10 Januari 2011

Tak Perlu Kata

Malam hari, di saat yang lain telah tertidur, fu sempatkan menulis ini, sudah fu posting juga di facebook :

Mengarungi samudera mahligai nan suci
Penuh gelombang silih berganti
Semua adalah ujian penguat cinta
Bila hati bicara*


Kata seseorang, saat kita sedang berusaha untuk fokus menjalani sesuatu, atau  sedang menjalani sebuah keyakinan yang diyakini, maka bukanlah sebuah perjuangan kalau tidak ada hambatan, ujian ataupun tantangan. Bahkan Tuhan saja tidak mempercayai orang yang mengaku beriman sebelum mereka bisa melewati segala ujian. Karena dalam hidup itu pasti ada ujian, bahkan hidup itu sendiri adalah ujian. Yang tak pernah berhenti. Karena istirahat itu di surga. Maka kesetiaan pun diuji, dengan jalan keluar mendengarkan apa yang dibicarakan hati.


Terkadang tak perlu terucap kata-kata
Tuk selami dalamnya hatimu
Susah senangmu jadi bagian hidupku
Karena hati bicara*

Kata seseorang, saat kita menemukan belahan jiwa kita, maka akan ada perasaan yang berbeda. Merasakan dia adalah cermin, yang terlihat serupa tapi sama, dan serasa saling melengkapi. Yang saat kita mengetahui segala kekurangannya, justru semakin membuat kita yakin untuk saling menyempurnakan bersamanya. Saling menerima seiring meluruhnya keidealisan yang telah tertanam dalam pikiran jauh-jauh hari. Entah bagaimana. Namun komunikasi itu akan tercipta begitu saja. Saling mengerti, memahami, dan menghargai, meski tanpa kata. Bila Tuhan yang menggenggam hati mau, apapun bisa ia bolak balik sekehendaknya, secara ajaib dan tak pernah disangka. Maka doa-doa yang melesat memerlukan kemurnian hati untuk disentuh Tuhan.

Tatap manja matamu
Kisahkan berjuta cerita
Hadirmu di hidupku memberikan berjuta makna
Karunia Illahi mempersatukan dua hati
Kurasa yang kau rasa
Karena hati bicara...*

Kata seseorang, mata adalah jendela dunia bahkan segalanya, dimana darinya bahkan kita bisa melihat isi hati sebenarnya. Bahkan mata yang tak pernah bersua pun bisa saling bicara, karena ada Dzat yang Maha segalanya. Seperti Fathimah dan Ali yang mencinta dalam diamnya, menunggu Tuhan yang mempersatukan mereka. Seperti Habibie dan Ainun yang saling menghayati pikiran dan perasaan masing-masing tanpa bicara, melalui semacam telepati yang Tuhan ciptakan untuk mereka berdua. Maka ada harap untuk saling mengerti dan memahami tanpa bicara. Untuk saling merasa bahagia dan sedih tanpa bicara. Berubah menjadi sublimasi bulir bulir air mata dalam kesujudannya, serta puing-puing doa tak hingga yang menembus langit menuju-Nya. 

Doa saja. Tuhan saja.


! Untuk yang hatinya terpuji,

karena hati bicara. tak perlu kata. atau bahasa. hanya hati. cukup hati. aku pun tak mengerti. ini untuk pertama kali. serasa bicara hati ke hati. abstrak. seperti separuh jiwa yang telah menemukan separuhnya lagi.

#Allah…, biarkan ini dalam kemurnian hati, untuk tidak sengaja mendahulukan apa yang menjadi ketetapan-Mu. Hanya menggantungkan, mempercayakan dan menitipkanpadaMu. Amin.

NB:
*OST. DMC, OSD ft. Andi Arsyil

Still Wait ^^ --> Remember it?

0 komentar: